ALLAH berfirman di QS Al Fath ayat 10 “Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barang siapa yang melanggar janjinya niscaya akibat dia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar”
Janji setia yang disebutkan dalam ayat ini adalah janji Baitur Ridhwan, dilakukan di bawah sebuah pohon yang terletak di Hudaibiyah. Dan para sahabat r.a yang ikut berjanji setia kepada Nabi Muhammad SAW ketika itu berjumlah 1.400 orang.
Diluar kendali manusia, peristiwa janji setia yang dibeti istilah Baitur Ridhwan terjadi hampir 16 abad lalu, kembali ‘terulang’! Reinkarnase itu terjadi pada empat orang muslim para pemilik lahan sekutar 5.000 meter persegi di kawasan Jl Kh Abdullah bin Nuh. Dilahan itu berdir sebuah mejid yang nyaris tak terurus. Masjid itu bernama Masjid Cisadane. Awalnya kehadiran mereka ke lokasi itu untuk memastikan terwujudnya rencana bisnis mereka, berupa membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU), di lokasi tanah mereka yang dianggap strategis.
Namun, disepanjang perjalanan Jl Soleh Iskandar, salah tu diantara mereka melontarkan ide agar membangun mesjid di tanah mereka. Alasanya, sepanjang jalan Jl. KH Bin Nuh hingga Jl Soleh Iskandardinata hingga kawasan WarungJambu tidak ditemukan mesjid. Usulan itu diamini tiga orang pemilik lahan lainnya. Mereka sepakat dan berjanji untuk mengubah rencan bisnis mereka yaitu membangun SPBU, diganti dengan sebuah rencana yang sarat nuansa Sufistik. Bagai mana tidak mereka akhirnya memilih untuk memangun sebuah Rumah Allah. Allah maha mebulak-balikan hati hambanya. “Dari mulai lokasi tanah kami hingga warungjambu, ngak ada mesjid. Akhirnya kami sepakat membatalkan rencan bangun SPBU, kemudian diganti menjadi mesjid” kata Ketua Yayasan Cisadane H Firman S Halim kepada bogordaily.net.
Menyadari hal itu, sejenak keemat mitrabisnis saling berpandangan satu sama lain, selanjutnya tanpa ada yang memerintah. Keempatnya tertegun bermacam pemikiran seperti berkecamuk menyelubungi benak mereka. Beserapa saat terjebak dalam situasi Autis. Secara spontan salah seorang mengungkapkan gagasannya untuk membangun sebuah mesjid! Bukan pom bensin seperti yang dikrencanakan semula. Gagasab tersebut diamni ketiga pemilik lahan lainnya. Keempat mukmin itu berjanji setia untuk membangun runah allah di lokasi tersebut, segalikus akan mengerahkan semua sumberdaya sebagai bentuk usaha dalam upaya memakmurkan mesji. Sebagai bentuk kataan terhadap junjungan Kita Nabi besar Muhammad sallallahu alayhi salam. Janji keempat orang merubah orientasi secara ekstrim, dari bisnis menjadi agamis, seperti sumpah setia saat Rasullah Salalah Alihi wasallam membait pengukutnya di bawah sebyah pohon di tepi telaga. Kaum muslimin berjanji setia untuk berjuang habis habisan membebaskan Usman bin Afan, yang saat itu diduga kuat telah menjadi tawan kaum kafir Qurais
Saat ini area masjid Baiatu Rldwan dilengkapi fasiliat areal parkir motor di halaman belakang masjid, sedangkan untuk mendaraan roda empat, disediakan areal parkir pada aeral depan masjid. Iintu utama Masjid berada di depan. Area Masjid sangat bersih, jemaah dapat pemandangan Gunung Salak yang menjadi latar belakang Masjid Baitur Ridhwan. Udara sejuk serta hembusan angin menambah kekhusuan saat menunaikan solat di Masjid Baitur Ridwan. Ruang utama untuk Sholat terdapat di atas. Sebelum ruang utama, terdapat tempat berwudhu yang dibagi menjadi dua posisi. Posisi sebelah Kanan untuk jamaah pria dan sebelah Kiri untuk jamaah wanita. Tempat wudhu nya pun sangat bersih dan harum. letak nya tepat di bawah ruang utama. Memang tempat wudhu ini sengaja di buat di bawah agar selain meminimalisir penggunaan ruang.
Wangi harum terasa lembut saat memasuki ruang utama Sholat. Wangi harum aroma therapy itu berasal dari wangi karpet Merah Marun berukuran 14 x 1.15 m, sebanyak 13 shaf. Bentangan karpet yang sengaja didatangkan dari Turki itu membentang hampir menutupi seluruh permukaan lantai mesjid. Warna merah karpet dan aroma vanila nya membuat jemaah rileks sehingga membangkitkan rasa khusu saat sholat atau berzikir, rasanya jadi ingin berlama-lama di dalam Masjid. Selain ruang utama, terdapat juga selasar di sebelah ruang utama. tempat nya pun cukup luas dengan bentangan karpet merah pula. “Kita berusaha terus supaya jamaah yang sholat di masjid Baitur Ridwan, betah dan khusu saat beribadah. Kami selalu lakukan cek n receh fasilitas yang disediakan, pokoknya kami ingin melayani mereka ibadah,” tegas Firman
Seiing berjalannya waktu, saat ini Mesjid Bautul Ridwan tidak hanya menjadi tempata transis masyaraat saat hendak menunaikan sholat ketika melintas dikawasan Jl. KH Abdullah bin Nuh. Sekaran ii mesjid yang berdiri dua lantai itu menjadi tujuan utama masyarakat Bogor dan sekitarnya. “Alhamdulillah semakin sesini, jemaahnya makin banyak. Artinya mesjid ini bukan tunk tempat saja tapi sudah menjadi tujuan,”
Firman menjelaskan terahir pihaknya mengadakan santunan 565 anak yatim, dari seluruh wilayah Bogor, prioritas anak anak yatim sekitar masjid, Bogor Selatan, Tengah, Timur, Utara, Tanahsareal dan Kecamatan Bogor Barat. “Setiap ada acara santuanan anak-anak yatim selalu update data status anak anak yatim tersebut, dengan mencek data yg ada pada kami dan koordinasi dengan pengurus warga mereka berada.
Selain sumbangan untuk anak yatim, lanjut Firman, disetiap tahun pengurus mesjid Baitul Ridwan juga menerima hewan Qurban. Potongan daging qurban dibagikan kepada warga sekitar masjid juga wilayah Bogor lainnya. “Saya ingin mengajak umat muslim lainnya supaya berqurban. Sebentar lagi kan lebaran haji” terang Firman.
Sementara itu para Imam merengkap Muazin Ust Syarif Hidayat, Ust Husen, selain itu ada juga Ahmad Syihabuddun (29), Kp Batuhulung RT 02/06 Desa Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Ia lulusan Pesantren Kitab Nurul Iman Pusat di Desa Leuwiliang. Ada juga Hidayatul Furqon dari Cemplang, Kab Bogor. Muhamad Syarif Hidayatulloh (39) warga Kp. Dukuhilir. Desa Dukuh. Kabupaten Bogor.
Pendidikan non formal yang ditempuh para imam dan Muazin di Mesjid Baitur Ridhwan antara lain di Ponpes Salafiyyah Annuruddin Cibungbulang, Ponpes Alqur’an Sirojul Athfal Pamijahan, Ponpes Manba’ul Ulum Bunar Jasinga, Ponpes Alqur’an Al Itqon Kp Jawa- Cibungbulang, Ponpes Hidayatul Furqon Kp. Sukamaju Pamijahan.
(bdn/dik)