Friday, 26 April 2024
HomeBeritaSketsa Polisi Mirip Pelaku Pelecehan Seksual Bermotor di Depok

Sketsa Polisi Mirip Pelaku Pelecehan Seksual Bermotor di Depok

Bogor Daily – Pihak kepolisian telah menyebar sketsa pria terduga pelaku kekerasan seksual disertai ancaman pembunuhan terhadap SN (21) dan sejumlah wanita lainnya.

Pembuatan sketsa terduga pelaku hasil kerja sama Satuan Reskrim Polresta Depok yang menggandeng Tim Inafis Mabes Polri.

“Semoga pelaku segera berhasil ditangkap,” kata Paur Humas Polresta Depok Ipda I Made Budi saat dihubungi wartawan di Cimanggis, Depok, Minggu (29/7/2018).

Masyarakat yang memiliki informasi tentang terduga pelaku diharapkan memberi informasi kepada polisi.

“Sketsa sudah disebar ke sekitar lokasi, di sekitar Raya Margonda juga sudah disebar. Sudah dari tiga hari yang lalu disebarnya,” ujar dia.

SN menyatakan sosok pria dalam sketsa tersebut mirip sekali dengan pelaku.

Lokasi tempat Tiguno (40) melihat terduga pelaku kekerasan seksual mengeluarkan alat vitalnya, Cimanggis, Depok, Minggu (29/7/2018).

Pelaku melecehkan SN pada Minggu (15/7/2018) sekira pukul 06.30 WIB saat melintas di Gang Swadaya II, Kelurahan Tugu, Cimanggis.

Kala itu ia sedang menjajakan makanan ringan seperti donat, tahu, panada, dan risol yang merupakan rutinatas harian sebelum pergi ke kampusnya.

Baru lima belas menit berdagang ia bertemu dengan pelaku yang berusia sekira 25 tahun, tinggi sekira 170 sentimeter.

Pelaku mengenakan jaket hitam, celana panjang dan mengemudikan sepeda motor Yamaha Mio berwarna hitam keluaran lama tanpa mengenakan helm.

Sejak awal, pelaku yang berhasil meloloskan diri itu sudah menatap tajam ke SN yang masih sibuk menenteng dua boks berukuran sedang di kedua tangannya.

Pelaku sempat dua kali meraba payudara SN sebelum turun dari motor dan memperlihatkan kelaminnya.

Saat SN berupaya melarikan diri, pelaku menempeleng kepala korban dan mengancam akan membunuhnya.

“Dia bilang, ‘Aku bunuh kamu!' sambil menempeleng kepala saya ke bawah sampai saya mau jatuh, mungkin karena saya mau lari makannya dia memukul kepala saya,” kata SN.

Warga mengenali 

menanyakan kepada warga yang bermukim dan beraktivitas di sekitar Jengkol, Depok, di mana pelaku beraksi terhadap sejumlah korbannya.

Di antara mereka mengaku pernah melihat sosok itu meski tidak mengetahui identitasnya.

Satu di antaranya Tiguno (40), pengemudi ojek pangkalan di depan  Jengkol.

“80 persen saya yakin pernah lihat orang ini (terduga pelaku). Sekira empat bulan yang lalu pukul 13.00 WIB pas saya mangkal dia berhenti samping saya. Dia ngeluarin alat kelaminnya. Dikeluarin lewat bolongan celana kolor pendeknya,” kata Tiguno di Cimanggis, Depok, Minggu (29/7/2018).

Saat berhenti di samping Tiguno, pria itu sudah mengeluarkan alat kelamin terlebih dulu sembari mengemudikan motornya.

Meski tidak bertemu pandang atau berbincang, ia sempat memperhatikan wajah pemuda tak dikenalnya itu.

Gang Swadaya II tempat SN (21) menjadi korban pelecehan seksual dan mendapat ancaman pembunuhan, Cimanggis, Depok, Senin (16/7/2018)

Sosok yang Tiguno lihat memiliki tinggi sekira 170 sentimeter, mengenakan jaket hitam, celana pendek berwarna biru.

Bertubuh sedikit gemuk, dan mengemudikan sepeda motor jenis matic keluaran lama berwarna hitam tanpa helm.

Ciri ini serupa dengan pernyataan SN kepada polisi saat melaporkan kasusnya Unit PPA Polresta Depok.

“Waktu itu saya pikir dia orang enggak waras, habis dia naik motor sambil ngeluarin alat kelaminnya. Dia sempat berhenti samping saya terus lagi ke arah Pasar Pal Bawa motornya sih biasa saja, enggak ngebut,” ujarnya.

Tejo (54) rekan seprofesi Tiguno juga mengaku pernah beberapa kali melihat sosok yang dibuat polisi itu.

Bedanya Tejo melihat sosok itu saat melintas di sekitar Komjen Pol. M. Jasin pada siang hari.

“Pernah lihat beberapa kali, 60 persen saya yakin kalau orangnya sama. Terakhir lihat itu tiga bulan lalu lah. Dia lagi nongkrong di Bakti dekat sini. Motornya matic warna hitam keluaran lama,” tuturnya.

Pernyataan serupa dilontarkan Agus (52), warga sekitar Jengkol berprofesi sebagai pengemudi ojek online.

Ia menyatakan pernah beberapa kali melihat sosok terduga pelaku pada sore hari sebelum bulan Ramadan berlangsung.

Seperti Tiguno dan Tejo, Agus melihat terduga pelaku mengemudikan sepeda motor jenis matic warna hitam keluaran lama tanpa mengenakan helm.

Saat berpapasan di Jengkol, Agus menyebut terduga pelaku datang dari arah Kalisari dan melaju ke arah Komjen Pol M. Jasin.

“70 persen saya yakin pernah lihat. Memang orangnya naik motor matic warna hitam keluaran lama. Posturnya lumayan tinggi, badan enggak terlalu gemuk. Dia pakai jaket warna hitam tapi enggak pernah pakai helm,” sebutnya.

Sementara Sagiman (62) warga Gang Swadaya II tempat kejadian perkara mengatakan pernah melihat sosok terduga pelaku.

“Saya sepertinya pernah lihat, tapi enggak tahu di mana dan kapannya. Nanti coba saya share gambarnya ke grup ibu-ibu RT sini,” ujar Sagiman.

Pengakuan para korban

Meski tak pernah melihat sosok terduga pelaku, Enci (49), warga Gang Swadaya II yang sempat bertemu pandang dengan pelaku saat kejadian mengakui kemiripan sketsa yang dibuat polisi.

Ia menilai wujud torehan tinta yang dibuat polisi memiliki kemiripan dengan pelaku hingga 80 persen.

Di Jalan Kamboja, Cimanggis, Depok, Jumat (20/7/2018), ini pelaku melecehkan tiga korban perempuan.

Selain SN, korban pelecehan seksual di sekitar Jalan Kamboja yang lokasinya dekat dengan Gang Swadaya II, MA (21) menyatakan kemiripan wajah terduga pelaku SN dengan pelaku kasusnya.

Hal ini dituturkan LA (21) selaku satu korban pelecehan seksual lain di Jalan Kamboja yang terjadi pada sore hari di Minggu ke dua bulan Ramadan.

“Kata MA wajahnya mirip sama pelaku yang melakukan pelecehan seksual ke kami. Tapi itu kata dia ya, kalau seinget saya pelakunya lebih putih sedikit. Waktu itu polisi sempat ngasih tiga gambar. Kata polisi tiga pria itu pernah melakukan hal serupa,” jelas LA.

Meski tidak terlalu yakin, MD (19), satu mahasiswi yang kosannya pernah diintip pria misterius pada April 2018 lalu sekira pukul 23.00 WIB juga mengaku pernah melihat sosok terduga pelaku.

Namun ia tak dapat memastikan kapan dan di mana melihat sosok yang mengancam akan membunuh SN tersebut.

“Kayaknya pernah lihat, tapi enggak yakin banget. Cuman 40 persen lah yakin pernah lihatnya. Semoga pelaku cepat ditangkap pokoknya,” kata MD.

Pria misterius intip indekos mahasiswi

Warga Gang Swadaya II, Kelurahan Tugu, Cimanggis, Depok, tempat SN (21) menjadi korban kekerasan seksual disertai pembunuhan kembali resah.

Pada Sabtu (28/7/2018), seorang pria misterius mengintip ke satu indekos yang baru beberapa hari dihuni seorang mahasiswi.

“Waktu itu teman saya sendirian di kosan. Nah pukul sekira pukul 20.46 WIB itu ada orang melongok lewat ventilasi. Tangannya itu megang ventilasi sambil kepalanya ke atas,” kata RN (19), teman korban, Minggu (29/7/2018).

Melihat mata dan tangan pria misterius itu, IH (19) yang menjadi korban segera mengabarkan RN melalui pesan singkat.

Beruntung saat itu ada seorang pengendara motor yang melintas sehingga membuat pelaku melarikan diri.

“Pas dia melongok itu ada suara motor yang lewat, nah pelaku itu langsung turun. Mungkin dia takut ketahuan sama orang yang bawa motor itu. Sekarang teman saya yang jadi korban lagi pergi ke rumah keluarganya,” ujarnya.

Kejadian serupa menimpa dua mahasiswi lain.

Satu di antaranya MD (19), yang menjelang tengah malam pada April 2018 lalu kosannya dilongok seorang pria tak dikenal.

MD bersama seorang teman perempuannya sedang menumpang bermalam.

“Waktu itu saya sama teman saya, sekira pukul 23.00 WIB itu ada tangan yang megang ventilasi terus nongol kepala yang melongok gitu, tapi cuman kelihatan matanya saja,” tutur MD.

Saat MD hendak meyibak gorden jendela kosannya pelaku bergegas turun dari ventilasi.

Pelaku lalu menyalakan mesin motornya dan bergegas melarikan diri ke arah jalan Taman Indah 1.

“Saya dengar suara motor dinyalaiin depan kosan saya. Tapi pas sebelum dia melongok itu saya enggak dengar suara motor. Mungkin pelaku menuntun motornya,” lanjut dia.

MD menduga sosok yang melongok kosannya berusia sekira 30 hingga 40 tahun.

Menurut dia, kejadian yang sama sebelumnya menimpa mahasiwi lain yang pernah menghuni kosan tempat IH kini.

MD telah melaporkan kasus yang menimpanya kepada pemilik indekos dan pihak RT setempat guna menghindari bertambahnya korban.