Bogor Daily – Kelangkaan gas elpiji tiga kilogram alias gas melon dikeluhkan warga Kecamatan Rumpin. Kelangkaan tersebut diduga karena banyaknya permintaan dari berbagai pengusaha dan penimbunan oleh sejumlah pangkalan nakal yang menaikkan harga jual di tingkat eceran.
Seperti diungkapkan warga Kampung Cicangkal, Desa Sukamulya, Arsim (50). Ia mengaku kesulitan mencari gas bersubsidi.
Pangkalan gas melon tiga kilogram di SPBU Pertamina, Jalan Raya Cicangkal, Desa Sukamulya, diduga berbuat nakal. Selain menjual gas melon dengan harga tinggi, pangkalan ini juga dituding berbuat curang dalam melayani pembeli.
“Harga per satu tabung sekarang Rp18.000-Rp20.000. Padahal di Gunungsindur harganya masih Rp16.000,” keluh Arsim saat ditemui Metropolitan, kemarin
Pangkalan gas elpiji seharusnya lebih memprioritaskan warga sekitar, jangan orang dari luar yang justru diutamakan. “Masa orang dari luar diutamakan. Bahkan per orang dikasih 50 tabung. Jadi, saya dan warga di sini justru nggak kebagian,” ujarnya.
Arsim pun meminta pihak pangkalan gas tidak tebang pilih dalam melayani pembeli. “Ini sudah punya orang,” katanya menirukan ucapan si pengelola.
Sementara itu, petugas pangkalan di SPBU Pertamina, Maman, membenarkan adanya kenaikan harga gas melon tersebut. Kenaikan ini terjadi sejak satu bulan terakhir, dari harga Rp16.000-Rp18.000. “Kenaikan ini kami mengikuti agen yang lain,” ungkapnya.
Menurut Maman, pembeli berasal dari berbagai masyarakat. Ada untuk usaha mikro dan perorangan. “Pengiriman dari mobil Pertamina ke sini satu minggu dua kali dan satu ritnya itu 135 tabung. Jadi, dalam satu minggu kami menerima 270 tabung,” katanya singkat.