Friday, 26 April 2024
HomeBeritaPath Ucapkan Selamat Tinggal

Path Ucapkan Selamat Tinggal

Bogor Daily – Media sosial besutan Dave Morin, Path, akhirnya mengibarkan bendera putih. Penutu­pan resminya akan dilakukan se­cara permanen mulai 18 Oktober mendatang.

Dalam pengumuman bertajuk ‘The Last Goodbye’ yang diunggah di website resminya, Senin (17/9/2018), Path mengungkapkan bahwa layanan media sosialnya segera ditutup.

”Kami meluncurkan Path pada 2010 sebagai sebuah tim kecil yang terdiri dari para de­sainer dan engineers yang ber­semangat dan berpengalaman,” tulis Path. ”Kami berterima kasih kepada kalian untuk cin­ta serta dukungan untuk Path,” bunyi pengumuman itu lebih lanjut. Ucapan perpisahan dari Path itu disambut riuh peng­gunanya, mantan penggunanya dan para warganet pada umum­nya di Indonesia.

”I reinstall Path just to see how it was before it’s gone,” tulis peng­guna Twitter @RizalKhanafi, lengkap dengan tagar #terima­kasihpath.

Tagar itu sendiri menduduki urutan teratas di daftar trending topic Twitter Indonesia pada hingga Senin malam.

Untuk diketahui, Path didirikan di San Francisco, Amerika Se­rikat, pada 2010, oleh Morin yang notabene bekas eksekutif Face­book dan pendiri Napster, Shawn Fanning, Path dengan cepat melejit jadi bintang.

Hanya dalam setahun, Path berhasil meraup lebih dari se­juta pengguna dan pada 2011 sudah memiliki 2 juta pengguna. Investasi senilai hampir 70 juta dolar AS disuntikkan ke media sosial itu oleh nama-nama besar seperti pendiri Facebook, Dustin Moskovitz; pendiri Salesforce, Marc Benioff; Kleiner Perkins; dan Greylock Partners.

Menteri Komunikasi dan In­formatika (Menkominfo) Rudi­antara mengatakan, penutupan Path sebagai hal wajar dalam bisnis. ”Itu masalah kompetisi, itu wajar sajalah. Kalau udah nyerah ya sudah,” kata Rudian­tara.

Pria yang akrab disapa Chief RA ini menuturkan, platform media sosial apa pun harusnya selalu mengikuti dinamika yang diinginkan masyarakat. ”Jadi harus ikuti dinamika masyara­kat. Masyarakat maunya apa,” ungkapnya. Path sendiri di ang­gapnya fitur tak berubah. Tiada hal yang baru didapatkan dari penggunanya. Sehingga wajar jika Path pelan-pelan mulai di­tinggalkan penggunanya dan beralih ke media sosial lainnya. Tidak seperti media sosial lain­nya semacam Facebook, Twitter maupun Instagram.

”Seperti Facebook misalnya. Proses pembaharuan fiturnya dengan cara mengakusisi start­up sesuai kebutuhan mereka. Itu jalur yang paling cepat,” te­rangnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here