Bogor Daily – Kematian tragis hijaber cantik Dita Amelia (22), alumni SMK Bina Putra Mandiri (BPM), semakin menguatkan citra jalur ‘tengkorak‘ Parungpanjang. Ratusan siswa bersama warga pun akhirnya berbondong-bondong menggelar salat Gaib di jalur yang menghubungkan Sudamanik-Parungpanjang itu.
Insiden terlindas truk sudah berulang kali terjadi di Jalan Sudamanik-Parungpanjang. Bahkan, selama Oktober sudah dua pengendara yang meregang nyawa di jalan tersebut.
Kondisi ini semakin membuat warga resah juga takut dengan banyaknya korban berjatuhan. Seorang guru SMK BPM Parungpanjang, Dewi Susanti, mengaku sering dihantui rasa takut tiap melintas di Jalan Sudamanik-Parungpanjang. Sebab, banyak kendaraan besar yang melintas tanpa kendali.
“Jujur pak, saya sendiri takut sekali melintas Jalan Raya Parungpanjang. Kadang saya maju mundur mau berangkat ngajar ke BPM karena harus melewati jalan raya yang terasa sangat jauh. Padahal Cibunar-BPM sangat dekat karena di jalan raya itu menyeramkan sekali,” ucap Dewi Susanti yang dikutip Metropolitan dari komentarnya di akun Facebook Parungpanjang Citizent Journalist.
Ia pun mengusulkan agar Jalan Sudamanik-Parungpanjang dibuat seperti model Jalan Raya Legok Karawaci. “Kalau dibuat model naik turun, pengendara tidak bisa kebut-kebutan. Kalau sekarang, kami takut melintas di jalan raya itu,” kata Dewi.
Tak ingin insiden tragis itu terulang, ratusan siswa dari SMK BPM bersama warga menggelar salat Gaib di jalur ‘tengkorak’ tersebut.
Sedikitnya ada 500 jamaah yang ikut aksi doa bersama di jalanan. Mereka memenuhi ruas jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Bogor dengan Tangerang.
Ketua RT 03 Kampung Cijapar, Desa Lumpang, Sangsang, mengatakan bahwa salat yang diadakan ratusan siswa dan alumni serta masyarakat itu untuk berdoa atas kematian Dita Amelia. Doa bersama itu dilangsungkan di ruas jalan utama depan kantor Kecamatan Parungpanjang. ”Ratusan siswa gelar doa bersama. Teman-teman alumni almarhum dan orang tua siswa ikut mengiringi doa bersama,” ucap Sangsang.
Guru SMK BPM Parungpanjang Wawan menuturkan, doa bersama siswa dan masyarakat ini bentuk keprihatinan banyaknya korban kecelakaan lalu lintas truk angkutan tambang.
“Korban bernama Dita Amelia merupakan alumni SMK BPM angkatan ke-7 tahun 2016 yang meninggal saat menyeberang depan rumahnya,” ucap Wawan.
Wawan menambahkan, dalam doa bersama ini seharusnya di tempat yang nyaman dan lebih tepatnya di sekolah atau musala. Tetapi langkah ini sengaja dilakukan di jalan agar menarik perhatian publik. “Kami melakukannya di jalan karena ingin menarik perhatian dari pemangku kebijakan atau pejabat pemerintah untuk memberikan langkah terbaik,” sambung Wawan.
Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor Egi Gunandhi Wbhawa yang juga pendiri SMK tersebut menuturkan, warga Parungpanjang telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Upaya itu antara lain mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) dan Kabupaten Bogor untuk segera mengambil langkah efektif menyelesaikan ruwetnya lalu lintas di jalan tersebut.
“Kami meminta pemerintah yang memiliki kewenangan terhadap lalu lintas di jalan ini mengambil tindakan tegas. Kita tidak boleh membiarkan korban terus berjatuhan karena pelanggaran lalu lintas yang seolah dibiarkan,” kata Egi kepada Metropolitan.
Egi menuturkan, kecelakaan lalu lintas melibatkan kendaraan membuat seorang gadis cantik meregang nyawa akibat terlindas truk tronton di Jalan Raya Parungpanjang-Sudamanik, tepatnya di Kampung Cijapar, Desa Lumpang, Kecamatan Parungpanjang.
”Gadis cantik yang menjadi korban kemarin merupakan alumni dari SMK BPM Parungpanjang,” sambung Egi.
Sementara itu, Kapten (Inf) Agus Purnama berharap dengan doa bersama tersebut Tuhan memberi kesadaran kepada semua pihak. Sebab, intinya masyarakat Parungpanjang hanya menginginkan tegaknya hukum dan peraturan. Semoga kecelakaan lalu lintas kemarin jadi yang terakhir. Tentu kita berdoa dan meminta pertolongan hanya kepada Allah SWT. Apalagi korban yang meninggal dunia adalah salah satu alumni SMK BPM. Sudah pasti teman-temannya sangat merasa kehilangan atas kepergian korban,” tandasnya.