BOGORDAILY – Selama tiga bulan terakhir, berulangkali warga RT 10/14 Perumahan Bukit Cimanggu City, Kecamatan Tanahsareal merasa resah. Warga diperumahan itu didatangi orang tak dikenal. Mereka mencari alamat berdasarkan GPS, yang menunjukan titik pada lingkungan perumahan tersebut. Padahal, alamat dan nama yang dituju, tidak ada di lingkungan RT 10/14 Perumahan Bukit Cimanggu City.
Ketua RT 10/14 Agung menceritakan, keresahan bermula dari seringnya warga kedatangan tamu yang mencari orang dengan alamat yang mengacu pada titik GPS. Padahal, pada tiitk itu, tidak ada orang yang dimaksud. Yang bikin geger, sambung dia, orang yang sering datang berperawakan layaknya aparat, seolah-oleh tengah mencari orang yang terlibat beragam kasus.
“Ada yang mencari orang, katanya terlibat kasus penipuan ratusan juta. Lalu datang lagi orang yang berbeda katanya nyari orang yang tersangkut kasus otomotif, katanya penjahat seksual lah sampai katanya terlibat korupsi. Bahkan ada lagi yang datang mencari orang hilang. Orang-orang yang nyari itu juga jauh-jauh, katanya ada yang dari wilayah Jakarta, sampai ada yang dari Sulawesi,” kata Agus, Rabu (25/9/19).
Hal itu membuat warga bingung. Sebab, kedatangan orang asing yang selalu berbeda-beda, dengan kepentingan yang berbeda pula. Anehnya, nama dan alamat yang dituju tidak ada di lingkungan itu, sedangkan titik GPS yang ditunjukan memang mengarah ke lokasi tersebut. Keanehan makin mejadi saat warga yang pernah meminta identitas orang ‘salah alamat’, mereka enggan menunjukan jatidirnya.
‘Korban’ salah alamat itu pun tidak cuma satu, hampir empat sampai lima rumah yang paling sering didatangi. Bahkan jika dirunut setahun kebelakang, tak kurang dari 30-an orang datang dengan berbagai kepentingan, namun salah orang dan alamat, membawa patokan titik GPS yang sama.
“Mereka selalu bilang patokannya GPS ini. Yang datang seperti aparat perawakannya, yang sedang cari penjahat lah. Tapi kok salah terus gitu. Nama alamat nggak sama, hanya GPS saja. Ada beberapa kali seperti orang bisnis, cari orang, tapi selalu didampingi yang punya perawakan aparat. Akhirnya warga yang sering ditanya juga bingung, ini yang salah GPS-nya atau apa?” tukasnya.
Agung menambahkan, warga tidak merasa cemas bila itu memang kesalahan dari GPS. Namun yang ia dan warga lainnya takutkan, hal itu jadi modus kejahatan baru dengan target RT 10/14 Perumahan BCC itu. Warga akhirnya memutuskan membuat laporan ke polisi. Warga khawatir hal itu menjadi modus kejahatan baru. Menyikapi hal itu warga memasang spanduk agas siapun yang mencari seseorang seperti yang tertera dalam GPS, supaya langsung lapor ke Ketua RT atau ke Mapolsek Tanahsareal.
“Kalau salah GPS-nya mah nggak apa-apa sih. Tapi kan kita takut, kok banyak banget yang seperti itu. Nunjukin GPS yang sama, tapi salah alamat dan orang. Takutnya malah jadi korban pencurian, hipnotis atau apalah. Kalau terus dibiarkan. Rencananya sore ini (kemarin, red) kami akan lapor polisi,” paparnya.
Menanggapi hal itu, Kapolsek Tanahsareal AKP Sarip Samsu mengatakan, pihaknya baru mengetahui informasi tentang adanya ‘teror’ yang meresahkan warganya itu. Ia mengaku akan mengecek dan berkoordinasi bersama jajaran ke objek tersebut.
“Koordinasi ke pak RT dan RW, atau pihak sekuriti dengan Bhabinkamtibmas kami,” pungkas mantan Wakasat Sabhara Polresta Bogor Kota tersebut. (bdn)
Ok artikel