BOGORDAILY – Angka balita yang mengalami Stunting di Kabupaten Bogor masih tinggi, hal itupun diungkapkan oleh Kabid Kesejahteraan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Dede Agung.
Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor mencatat pada tahun 2018 ada 188.966 atau 32,9 persen balita yang mengalami stunting.
“Dinkes selama ini selalu melakukan preventif berupa penyuluhan dan pemberian makanan dan minuman bergizi,” katanya kepada wartawan, Selasa (17/12/2019).
Dirinya juga menjelaskan, jenis penanggulangan yang dilakukan oleh Dinkes Kabupaten Bogor, lebih fokus pada uapaya pencegahan, dengan dua skema kegiatan.
Yang pertama adalah Melalui kegiatan spesifik. Dimana akses dan kualitas pelayanan kesehatan ditingkatkan. Yang dibarengi dengan pemberian asupan gizi yang baik, serta pemantauan tumbuh kembang, pola asuh, dengan prioritas sasaran balita sejak dalam kandungan sampai 2 tahun atau istilahnya 1000 hari pertama kehidupan.
Sedangkan untuk kegiatan yang kedua adalah kegiatan sensitif yang merupakan kegiatan diluar kesehatan yang secara tidak langsung, namun sangat berkontribusi terhadap menekan terjadinya kondisi stunting.
“Seperti menjaga lingkungan tempat tinggal, akses air bersih, sosial budaya dan kemampuan ekonomi masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Mikeu Kaltarina mengatakan, Stunting sendiri terindikasi sejak umur dua tahun, karena memang sejak lahir sampai umur dua tahun itu pemantauannya kurang dan tidak terlalu ketat.
“Kalau berat badan bisa dilihat maka karenanya ini sulit juga dilihat, 1000 hari pertama kehidupan dari sejak lahir itu, harus fokus primer sasaran utamanya disana, selain tadi remaja juga sasaran awalnya diberikan FE,” singkatnya. (Andi).