Sunday, 19 May 2024
HomeBeritaGoogle Doodle Hari Ini Merayakan Taman Nasional Lorentz Papua

Google Doodle Hari Ini Merayakan Taman Nasional Lorentz Papua

BOGORDAILY  Mengenal Taman Lorentz National Park atau Taman Nasional Lorentz di Papua terluas di Asia Tenggara.

Jika hari ini Anda membuka mesin pencarian Google, ada yang menarik dengan tampilannya. Ya, Google Doodle menampilkan doodle dengan tema merayakan Taman Lorentz National Park.

Tahukan Anda, jika Taman Nasional Lorentz diambil dari nama seorang penjelajah berkebangsaan Belanda yang melakukan ekspedisi pada 1909.

Nah berikut fakta lengkapnya Taman Nasional Lorentz Papua yang ditampilkan Google Doodle hari ini.

Fakta Google Doodle Lorentz National Park atau Taman Nasional Lorentz di Papua: nama orang Belanda dan situs warisan dunia UNESCO.

Laman mesin pencarian Google menampilkan doodle Lorentz National Park atau Taman Nasional Lorentz.

Tahukah Anda, Lorentz National Park atau Taman Nasional Lorentz adalah sebuah taman nasional yang terletak di Provinsi Papua, Indonesia.

Disalin dari laman Wikipedia.org, Lorentz National Park memiliki luas wilayah sebesar 2,4 juta Ha; Lorentz National Park merupakan taman nasional terbesar di Asia Tenggara.

Taman ini masih belum dipetakan, dijelajahi dan banyak terdapat tanaman asli, hewan dan budaya.

Pada 1999 taman nasional ini diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Wilayahnya juga terdapat persediaan mineral, dan operasi pertambangan berskala besar juga aktif di sekitar taman nasional ini.

Ada juga Proyek Konservasi Lorentz National Park yang terdiri dari sebuah inisiatif masyarakat untuk konservasi komunal dan ekologi warisan yang berada di sekitar Taman Nasional Loretz ini.

Dari tahun 2003 hingga kini, WWF-Indonesia Region Sahul Papua sedang melakukan pemetaan wilayah adat dalam kawasan Lorentz National Park.

Tahun 2003- 2006, WWF telah melakukan pemetaan di Wilayah Taman Nasional Lorentz yang berada di Distrik (Kecamatan) Kurima, Kabupaten Yahukimo, dan tahun 2006-2007 ini pemetaan dilakukan di Distrik Sawaerma, Kabupaten Asmat.

Nama taman nasional ini diambil dari seorang penjelajah asal Belanda, Hendrikus Albertus Lorentz yang melewati daerah tersebut pada tahun 1909 yang merupakan ekspedisinya yang ke-10 di taman nasional ini.
Mulai dari

1. Terlengkap untuk keanekaragaman hayati di Asia Pasifik

Lorentz National Park merupakan perwakilan dari ekosistem terlengkap untuk keanekaragaman hayati di Asia Pasifik.

Kawasan ini juga merupakan salah satu di antara 3 kawasan di dunia yang mempunyai gletser di daerah tropis.

Membentang dari puncak gunung yang diselimuti Salju (5.030 meter dpl), hingga membujur ke perairan pesisir pantai dengan hutan bakau dan batas tepi perairan Laut Arafura.

Dalam bentangan ini, terdapat spektrum ekologis menakjubkan dari kawasan vegetasi alpin, sub-alpin, montana, sub-montana, dataran rendah, dan lahan basah.

Selain memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, terdapat pula beberapa kekhasan dan keunikan adanya gletser di Puncak Jaya dan sungai yang menghilang beberapa kilometer ke dalam tanah di Lembah Baliem.

Sebanyak 34 tipe vegetasi di antaranya hutan rawa, hutan tepi sungai, hutan sagu, hutan gambut, pantai pasir karang, hutan hujan lahan datar/lereng, hutan hujan pada bukit, hutan kerangas, hutan pegunungan, padang rumput, dan lumut kerak.

Jenis-jenis tumbuhan di taman nasional ini antara lain nipah (Nypa fruticans), bakau (Rhizophora apiculata), Pandanus julianettii, Colocasia esculenta, Avicennia marina, Podocarpus pilgeri, dan Nauclea coadunata.

Taman Nasional Lorentz di Papua menjadi tema Google Doodle

2. Satwa

Jenis-jenis satwa yang sudah diidentifikasi di Lorentz National Park sebanyak 630 jenis burung (± 70 persen dari burung yang ada di Papua) dan 123 jenis mamalia.

Jenis burung yang menjadi ciri khas taman nasional ini ada 2 jenis kasuari, 4 megapoda, 31 jenis merpati, 30 jenis kakatua, 13 jenis burung udang, 29 jenis burung madu, dan 20 jenis endemik di antaranya Cenderawasih ekor panjang (Paradigalla caruneulata) dan puyuh salju (Anurophasis monorthonyx).

Satwa mamalia tercatat antara lain babi duri moncong panjang (Zaglossus bruijnii), babi duri moncong pendek (Tachyglossus aculeatus), 4 jenis kuskus, walabi, kucing hutan, dan kanguru pohon.

3. Keanekaragaman dan tempat wisata

Lorentz National Park memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan ditunjang keanekaragaman budaya yang mengagumkan.

Diperkirakan kebudayaan tersebut berumur 30 ribu tahun dan merupakan tempat kediaman Suku Nduga, Dani Barat, Suku Amungme, Suku Sempan dan Suku Asmat.

Kemungkinan masih ada lagi masyarakat yang hidup terpencil di hutan belantara ini yang belum mengadakan hubungan dengan manusia modern.

Suku Asmat terkenal dengan keterampilan pahatan patungnya.

Menurut kepercayaannya, suku tersebut identik dengan hutan atau pohon.

Batang pohon dilambangkan sebagai tubuh manusia, dahan-dahannya sebagai lengan, dan buahnya sebagai kepala manusia.

Pohon dianggap sebagai tempat hidup para arwah nenek moyang mereka.

Sistem masyarakat Asmat yang menghormati pohon, ternyata berlaku juga untuk sungai, gunung dan lain-lain.

Lorentz National Park ditunjuk sebagai taman nasional pada tahun 1997, sehingga fasilitas/sarana untuk kemudahan pengunjung masih sangat terbatas, dan belum semua objek dan daya tarik wisata alam di taman nasional ini telah diidentifikasi dan dikembangkan.

Sebanyak 34 tipe vegetasi di antaranya hutan rawa, hutan tepi sungai, hutan sagu, hutan gambut, pantai pasir karang, hutan hujan lahan datar/lereng, hutan hujan pada bukit, hutan kerangas, hutan pegunungan, padang rumput, dan lumut kerak.

4. Akses menuju Lorentz National Park

Anda ingin ke Lorentz National Park?

Begini cara menjangkaunya.

Dari kota Timika ke bagian utara kawasan menggunakan penerbangan perintis dan ke bagian selatan menggunakan kapal laut melalui Pelabuhan Sawa Erma, dilanjutkan dengan jalan setapak ke beberapa lokasi.

Dari kota Wamena ke bagian selatan kawasan menggunakan kendaraan mobil menuju Danau Habema, dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju Puncak Trikora.(*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here