BOGORDAILY – Macet di puncak kadang bikin jengkel, lebih jengkel lagi saatbada iring-iringan mobil yang diiringi patwal khusus dari polisi.
Seperti apa sebenarnya patwal polisi di puncak? Apakah bisa disewa wisatawan? Atau warga sipil?
Kepolisian Resor Bogor memberikan klarifikasi bahwa tidak benar adanya “jasa patwal khusus” bagi pengunjung Puncak, Bogor bagi yang akan berlibur akhir tahun agar terhindar dari kemacetan.
“Sepertinya ini harus kami sampaikan klarifikasi sehingga masyarakat juga bisa jelas,” kata Kapolres Bogor AKBP Muhammad Joni ketika mengecek pos pantau di Jalur Gadog, Bogor, Sabtu.
Rumor yang sampai ke telinga masyarakat tersebut, kata dia, kemungkinan karena melihat adanya kendaraan yang diiringi mobil patwal melintasi jalur tersebut.
Jika ada pengawalan untuk VVIP, seperti presiden dan jajaran kabinet, menurut dia, biasanya memang sudah diiringi patwal dari Jakarta, sementara kepolisian di lokasi setempat hanya mengatur lalu lintas jalan saja.
“Pengawalan VVIP butuh personel tertutup, misalnya reserse maupun intel untuk di-floating di masing-masing titik yang dianggap rawan, itu juga bisa diasumsikan masyarakat mobil tertentu dikawal oleh kepolisian. Padahal, itu memang anggota tertutup kami yang untuk di-floating,” kata AKBP Muhammad Joni.
Kapolres mengklarifikasi rumor tersebut saat mendapatkan pertanyaan dari anggota Ombudsman RI Adrianus Meliala ketika melakukan inspeksi mendadak pelayanan publik untuk liburan Natal dan Tahun Baru 2020.
“Kami juga bertanya kepada beliau tentang rumor di tengah masyarakat atau desas-desus bahwa petugas lantas di kawasan ini bisa dibeli ketika ada macet, kondisi stuck, kami bisa menghubungi petugas di jalan,” kata Adrianus Meliala.
Padahal, menurut dia, masyarakat berada dalam posisi tidak berhak untuk mendapatkan pengawalan khusus tersebut.
“Tadi sudah ditepis oleh Pak Kalpores bahwa itu tidak ada, mungkin sekali masyarakat menduga-duga saja, padahal kenyataannya tidak ada. Melalui ini, kami apresiasi dan percaya. Akan tetapi, jangan sampai hal ini terjadi dan membuat citra Polri rusak,” ujarnya.