Monday, 25 November 2024
HomeNasionalMAXIM, Ojol dari Rusia Pesaing Grab, Gojek Sudah Masuk Indonesian

MAXIM, Ojol dari Rusia Pesaing Grab, Gojek Sudah Masuk Indonesian

BOGORDAILY – Rusia tak mau ketinggalan eksis di Indonesia. Salah satunya melalui ojeg online. Ojek online (ojol) asal Rusia, Maxim, mulai beroperasi di Indonesia. Kemunculannya diprotes para kompetitornya lantaran tarif ojol asal Rusia itu, tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 12 Tahun 2019 tentang ojek online.

Merespons itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya sudah menyelesaikan permasalahan tersebut. Ia mengatakan ojol baru itu sudah memberlakukan tarif yang seharusnya.

“Sudah menyesuaikan, karena dia harus ke Rusia dulu, terus Maxim menyesuaikan. Iya (tarifnya) sesuai dengan standar kita,” ujarnya di Terminal Kampung Rambutan, Minggu (22/12/2019).

Ojek online (ojol) asal Rusia, Maxim, mulai beroperasi di Indonesia. Kemunculannya diprotes para kompetitornya lantaran tarif Maxim tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 12 Tahun 2019 tentang ojek online.

Merespons itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya sudah menyelesaikan permasalahan tersebut. Ia mengatakan Maxim sudah memberlakukan tarif yang seharusnya.

“Sudah menyesuaikan, karena dia harus ke Rusia dulu, terus Maxim menyesuaikan. (Tarifnya sesuai?) Iya sesuai dengan standar kita,” ujarnya di Terminal Kampung Rambutan, Minggu (22/12/2019).

Hal itu merupakan buah hasil dari pertemuan antara Kementerian Perhubungan dengan pihak Maxim beberapa hari yang lalu. Ia ingin antara operator ojek online bisa bersaing dengan sehat.

“Jadi gini, yang namanya online itu kan satu keniscayaan, satu persaingan, tapi persaingan itu harus sehat. Jadi saya mau bersaing itu harus sehat,” kata Budi Karya.

Adapun sebelumnya Maxim menerapkan tarif minimal sebesar Rp 3 ribu. Sedangkan minimal tarif Gojek dan Grab ialah Rp 7 ribu sampai Rp 10 ribu untuk 4 km.

Semakin banyak pelaku ojol bukankah semakin baik untuk konsumen?

Budi Karya sendiri tidak mempermasalahkan kemunculan Maxim. Menurutnya, semakin banyak persaingan semakin baik asalkan semua operator ojek online bisa bersaing dengan sehat.

“Kalau menurut saya makin banyak operator makin baik ya. Tapi kita juga tidak mau operator itu saling bunuh dengan satu tarif yang sesuka hati, karena itu justru akan bumerang,” kata Budi Karya di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Minggu (22/12/2019).

Namun begitu, Budi menjelaskan pihaknya akan membatasi jumlah pengemudi.

“Ya tentu kita akan batasi, yang penting nanti ada suatu equilibrium tertentu jumlah yang beredar itu nanti dibatasi,” ujar dia.

Perlu diketahui, kemunculan Maxim mendapat protes dari kompetitornya. Pengemudi Gojek dan Grab pernah mendatangi kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Surakarta untuk meminta agar ojol asal Rusia itu diblokir.

Setelah sebelumnya protes ke kantor ojek online (ojol) Maxim di Solo beberapa waktu lalu, para pengemudi Gojek dan Grab sempat mendatangi kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Surakarta. Mereka meminta agar ojol asal Rusia itu diblokir.

Beberapa perwakilan ojol Gojek dan Grab melakukan audiensi dengan Kepala Dishub Surakarta, Hari Prihatno dan perwakilan Kementerian Perhubungan. Mereka mempertanyakan izin dan menuntut agar tarif Maxim disesuaikan dengan Permenhub 12 Tahun 2019 tentang ojek online.

“Kami datang untuk mempertanyakan adanya ojek Maxim di Solo, padahal izinnya belum ada. Tarifnya pun tidak sesuai Permenhub,” kata juru bicara Gojek, Bambang Wijanarko, di kantor Dishub Surakarta, Jumat (20/12/2019).

Dari audiensi tersebut, pihaknya mendapatkan informasi bahwa hari ini merupakan batas akhir penyerahan berkas dari Maxim ke Kementerian Perhubungan. Bambang pun meminta pemerintah tegas dengan memblokir Maxim jika persyaratan belum dipenuhi.

“Selama izin belum lengkap seharusnya diblokir dulu. Hari ini kan katanya terakhir penyerahan dokumen,” ujarnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here