Sunday, 5 May 2024
HomeBeritaMengenang Sang Pejuang HAM Munir di Kota Kelahirannya

Mengenang Sang Pejuang HAM Munir di Kota Kelahirannya

BOGORDAILY – Nama  di kalangan para aktivis telah menjadi ikon, untuk melawan pelanggaran HAM dan ketidakadilan. Memorabilia mengenai  diabadikan dalam Omah , yang menyimpan berbagai memorabilia mengenai sosok pejuang HAM itu.

Selain memiliki tempat tersendiri di kalangan aktivis HAM,  juga menjadi ikon Kota Batu, selain Omah , namanya diabadikan sebagai nama jalan pada 2014 silam.

Kini, nama  akan diabadikan menjadi nama sebuah museum. Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso mengatakan kehadiran Museum Hak Asasi Manusia (HAM) , akan memperkaya keragaman destinasi wisata di Kota Batu, sehingga para wisatawan mempunyai banyak pilihan.

Menurut Punjul, kehadiran Museum HAM sejalan dengan tekad Pemerintah Kota Batu yang ingin meningkatkan kunjungan wisatawan pada tahun depan.

Dari kiri: Ketua Komisi Nasional HAM Ahmad Taufan Damanik, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Suciwati, istri almarhum pejuang HAM , dan menyaksikan maket Museum HAM di Kota Batu, Jawa Timur, Ahad, 8 Desember 2019. Museum ini akan dibangun tiga lantai di atas lahan seluas 2.200 meter persegi. TEMPO/Abdi Purmono

Pada 2018, wisatawan yang mengunjungi Kota Batu sebanyak 6,5 juta orang. Sedangkan jumlah wisatawan 2019 diasumsikan lebih dari jumlah kunjungan wisatawan tahun lalu.

“Tentunya (kehadiran Museum HAM Munir) diharapkan bisa menambah jumlah wisatawan lokal dan mancanegara, dan yang datang ke sini bisa berwisata dengan beragam pilihan,” kata Punjul dalam sambutan peletakan batu pertama pembangunan Museum HAM Munir di Jalan Sultan Hasan Halim, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Kota Batu, Minggu, 8 Desember 2019.

Acara tersebut dihadiri Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua Komisi Nasional HAM Ahmad Taufan Damanik, Direktur Eksekutif Amnesti Internasional Indonesia Usman Hamid, Koordinator Kontras Yati Adriyani, Ketua Yayasan Omah Munir Andi Achdian, budayawan senior Butet Kertaradjasa, Suciwati (istri pejuang HAM Munir Said Thalib alias Munir), perwakilan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), serta sejumlah sahabat Munir.

Sebelum Museum HAM Munir di Kelurahan Sisir dibangun telah ada Museum HAM Omah Munir di Jalan Bukit Berbunga, Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu, yang dibangun pada 2013. Menurut Punjul, museum di Sidomulyo akan dikembalikan fungsinya sebagai rumah tinggal keluarga almarhum Munir.

Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik meletakkan batu di tapak pembangunan Museum HAM Munir di Batu, Jawa Timur, Ahad, 8 Desember 2019. Museum ini dibangun dengan total pembiayaan Rp 10 miliar lebih yang seluruhnya ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. TEMPO/Abdi Purnomo

Dalam acara yang sama, Ketua Yayasan Omah Munir Andi Achdian sangat mengapresiasi dukungan positif dari Gubernur Jawa Timur dan Pemerintah Kota Batu, yang terlibat dalam pembangunan fisik Museum HAM Munir.

Andi berharap, kehadiran Museum HAM Munir bukan saja bisa mendukung kegiatan pariwisata di Kota Batu, kota kelahiran Munir, melainkan jadi pusat pembelajaran bagi generasi muda Indonesia yang ingin mempelajari nilai-nilai penting HAM untuk membangun masa depan Indonesia yang berkeadilan dan menghormati hak asasi warganya.

“Nantinya (Museum HAM Munir) bukan saja jadi tempat menyimpan koleksi berbagai artefak yang mengingatkan generasi muda Indonesia terhadap perjalanan sejarah HAM di Indonesia, serta bukan sekadar sebagai objek wisata biasa,” kata Andi.

Sebelumnya, di awal acara, Khofifah Indar Parawansa yang memberikan sambutan pertama mengatakan bahwa pembangunan museum itu merupakan kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Pemerintah Kota Batu dan Yayasan Omah Munir.

Seorang anak melihat koleksi di salah satu sudut Omah Munir di Batu, Jawa Timur, 7 September 2014. TEMPO/Aris Novia Hidayat

Seluruh biaya pembangunan sebesar Rp 10 miliar lebih. Dananya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Timur 2019 dan 2020. Pembangunannya ditagetkan selesai dalam setahun ke depan dan bisa diresmikan penggunaannya pada Hari HAM Sedunia 10 Desember 2020.

“Semoga, dukungan kami bisa jadi contoh baik bagi pemerintah daerah lain di Indonesia dalam mengupayakan pemenuhan HAM bagi warganya. Jadi, (Museum HAM Munir) ini bukan sekadar museum dan bukan sekadar objek wisata,” ujar Khofifah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here