BOGORDAILY – Banjirdan genangan muncul usai hujan di Jakarta, Selasa (17/12) kemarin. PDIP mengkritik Gubernur Anies Baswedan soal penanganan banjir. Namun Partai Gerindra menilai kritik PDIP prematur.
“Ini baru berapa hari (hujan deras mulai mengguyur Jakarta). Belum lah. Terlalu pagi menilai Anies tidak mampu. Prematur,” kata Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jakarta, Syarif, kepada wartawan, Rabu (18/12/2019).
Anggota Komisi D (Bidang Pembangunan) DPRD DKI ini menanggapi kritik Ketua Fraksi PDIP Gembong Warsono yang menilai Anies kurang mampu mengkomando anak buahnya untuk mengatasi banjir.
Menurut Syarif, musim hujan di Jakarta baru permulaan. Genangan yang ditimbulkan dari hujan kemarin juga dinilainya tidak dalam skala besar. Maka kesimpulan bahwa Anies kurang mampu mengatasi banjir adalah tidak tepat disampaikan saat ini.
Menurutnya, supaya Anies bisa lebih maksimal menanggulangi banjir, maka Anies perlu diberi kewenangan untuk mengelola Ciliwung dan sungai-sungai yang mengalir di Jakarat, karena selama ini Ciliwung dikelola oleh pemerintah pusat melalui Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC).
“Coba kita lihat dulu musim hujan ini berjalan. Ini baru permulaan, masih jauh untuk bisa dinilai. Genangan yang muncul juga parsial, belum masif. Jakarta Timur aman-aman saja. Di Cawang itu karena gorong-gorong belum selesai,” kata Syarif.
“Kalau Pak Anies diberi kewenangan mengelola Ciliwung, baru Pak Anies boleh dipertanyakan tanggung jawabnya,” ujar Syarif.
Sebelumnya, Gembong Warsono menilai banjir itu terjadi karena Gubernur Anies tidak mampu mengkomando semua anak buahnya untuk mengatasi banjir.
“Pak Anies kurang mampu men-drive seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk bisa bersama-sama bersinergi mengatasi persoalan banjir. Untuk mengatasi banjir, banyak SKPD terkiat butuh komando. Tapi masing-masing berjalan dengan irama ego sektoral,” kata Ketua Fraksi PDIP DKI, Gembong Warsono, kepada wartawan.