BOGORDAILY – Dalam Munas Partai Hanura pada, Selasa (17/12), Hanura tak mengundang pendiri partai sekaligus mantan Ketum Wiranto. Alasannya Wiranto tak masuk pengurus partai.
Padahal pada 2016 lalu, pasca mundur dari Ketum Hanura dan digantikan oleh Oesman Sapta Odang (OSO), Wiranto diganjar posisi ketua dewan pembina partai. Namun belakangan, jabatan itu dinilai tak ada di partai.
Berikut ini rangkuman Wiranto mendirikan Hanura sampai tak dianggap lagi di Hanura:
Pendiri Hanura
Partai Hanura pertama kali dirintis oleh Wiranto bersama tokoh-tokoh nasional pada 14 November 2006. Selain Wiranto, tokoh pendiri Hanura lainnya, antara lain; Yus Usman Sumanegara, Dr. Fuad Bawazier, Dr. Tuti Alawiyah AS., Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi, Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh, Prof. Dr. Achmad Sutarmadi, Prof. Dr. Max Wullur dan lain-lain.
Untuk pertama kali, Hanura mengikuti pemilu tahun 2009. sebagai partai baru Hanura mendapat 18 kursi (3,21 persen) di DPR dengan total suara sebanyak 3.922.870 suara (3,8 persen).
Kemudian pada Pemilu 2014, Hanura mendapat 16 kursi (2,9 persen) di DPR dengan 6.579.498 suara (5,26 persen). Hanura juga masuk dalam partai pendukung pemerintahan Presiden Jokowi-JK kala itu.
Sayangnya pada Pemilu 2019, Hanura gagal mendapatkan kursi DPR karena hanya mendapat sebanyak 2.161.507 suara (1,54 persen) tidak memenuhi ambang batas parlemen sebesar 4 persen.
Menjadi Ketua Umum
Setelah Partai Hanura resmi berdiri, Wiranto langsung menjabat menjadi Ketua Umum Hanura. Wiranto tercatat menjadi Ketua Umum Hanura sejak 2006-2016.
Wiranto kembali terpilih menjadi Ketua Umum Hanura untuk periode 2010-2015 secara aklamasi, Wiranto ditetapkan jadi ketua umum Berdasarkan Keputusan No. 05/KEP. MUNAS 1/HANURA/II/2010 tentang Pemilihan Ketua Umum.
Periode selanjutnya Wiranto kembali terpilih menjadi Ketum Hanura. Namun karena dirinya menjadi Menteri Koordinator Bidang Hukum dan Keamanan Kabinet Kerja Jokowi sejak Juli 2016.
Wiranto mengundurkan diri dari Ketum Hanura. Ia menjelaskan dirinya tidak ingin rangkap jabatan. Sehingga memilih mundur dari Ketum Hanura dan fokus bekerja membantu Presiden Jokowi dalam kabinet kerja.
“Tugas saya (sebagai Menko Polhukam) harus mendampingi Presiden untuk bela kepentingan bangsa dan negara. Itu merupakan panggilan tugas yang tidak mungkin dirangkap,” ujar Wiranto dalam sambutan saat pembukaan HUT Partai Hanura ke-10 dan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub), Jakarta Timur, Rabu (21/12/2016).
Mendukung OSO Jadi Ketum Hanura
Setelah Wiranto resmi mengundurkan diri dari Ketum Hanura tahun 2016. Hanura pun menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa pada 21 Desember 2016 untuk memilih ketua umum yang baru.
Saat ini Wiranto mendukung Oesman Sapta Odang (OSO) sebagai Ketum Hanura. Wiranto menjelaskan ada banyak calon namun OSO menjadi calon tunggal Ketum Hanura setelah melewati beberapa proses penjaringan
“Dalam proses penjaringan akan muncul satu nama, adalah Oesman Sapta Odang,” kata Wiranto, Di Kantor DPP Hanura, Jakarta Timur, Rabu(21/12/2016).
OSO pun terpilih menjadi Ketua Umum Gerindra periode 2016-2020.
Nama Wiranto Sudah Tidak Ada di Hanura
Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah menjelaskan dalam AD/ART partai Hanura tidak mengenal adanya Ketua Dewan Pembina. Tetapi, demi menghargai Wiranto sebagai pendiri partai Hanura, maka DPP Hanura mencantumkan namanya dalam SK Kemenkumham No. M.HH-01.AH.11.01 tahun 2018 sebagai Ketua Dewan Pembina.
“Tapi menjelang Munas III Hanura yang akan diselenggarakan pada hari ini, tanggal 17 Desember sampai dengan 19 Desember 2019, DPP sudah mengajukan dan mendapatkan SK Kemenkumham yang terbaru, dimana nama Wiranto sudah tidak ada lagi,” kata Inas kepada merdeka.com, Selasa (17/12).