Saturday, 20 April 2024
HomeKota BogorKata Rektor IPB Soal "Kampus Merdeka" nya Nadiem Makarim

Kata Rektor IPB Soal “Kampus Merdeka” nya Nadiem Makarim

BOGOR DAILY – Adanya kebijakan merdeka belanja dan kampus merdeka oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada 24 Januari tahun 2020 disetujui oleh Rektor Institut Pertanian Bogor, Dr Arif Satria.

Hal itupun diungkapkan dalam pres rilis yang diterima Bogordaily.net, Senin (27/1/2020). Ia mengatakan, kebijakan itu mendorong semangat fleksibilitas mahasiswa dalam memilih mata kuliah di luar program studi dan di luar perguruan tinggi.

Menurutnya pembelajaran ke depan adalah personalized yang disesuaikan dengan minat, bakat dan kebutuhan mahasiswa. Mahasiswa juga memiliki kemerdekaan untuk menentukan masa depannya dengan kemerdekaan meramu mata kuliah yang benar-benar dibutuhkan dan tidak harus dari program studinya sendiri, bahkan bisa dari perguruan tinggi di dalam dan luar negeri.

“Mahasiswa telah cukup biasa dengan pengambilan mata kuliah di luar program studi, karena sejak tahun 2005 mengimplementasikan kurikulum mayor minor, dimana mahasiswa bisa mengambil minor atau supporting courses dari program studi lainnya,” kata Arif.

Pria yang disapa Arif ini menjelaskan, mengenai hal itu sangat selaras dengan rencana kurikulum baru 2020 yang akan berlaku mulai Agustus 2020. Dalam kebijakan baru sendiri yang dituangkan dalam K2020 tersebut, juga merancang agar mahasiswa mendapat tiga literasi baru.

“Yaitu literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia serta kemampuan 4C (critical thinking-problem solving communication, creativity, dan collaboration). Tugas akhir juga mulai dikembangkan dengan metode capstone sehingga mahasiswa terlatih berkolaborasi lintas disiplin,” jelasnya.

Kebijakan itupun lanjutnya, bisa membuka ruang lebih besar kepada mahasiswa untuk bersentuhan dengan realitas seperti program desa, magang, dan program lapang lainnya untuk mendorong penguatan skill complex problem solving dan kolaborasi yang sudah diberikan teori dan latihannya di kampus University.

“Hal ini selaras dengan K2020 yang juga hendak mendorong mahasiswa bersentuhan dengan realitas dan memiliki skill-skill tersebut. Oleh karenanya bentuk tugas akhir yang diberikan di University saat ini tidak hanya bersumber dari hasil penelitian,” tukasnya. (Andi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here