BOGORDAILY – Ketua Panitia Bogor Street Festival Cap Go Meh (CGM) Bogor, Arifin Himawan, menyebutkan, bahwa lilin yang dinyalakan adalah bentuk kegiatan ritual bagi para keturunan Tionghoa.
Ia mengatakan, lilin yang dipasang ini sampai hari kedua tahun baru Imlek dan setelah itu akan langsung dibersihkan. Selanjutnya, hari ke tiga akan digunakan untuk ritual lainnya kembali.
“Lilin ini jangka waktunya sampai hari ke dua dan hari ke tiga dijadikan ritual bagi keturunan Tionghoa,” katanya kepada Bogordaily.net, ketika ditemui di Vihara Dhanagun, Kota Bogor, Minggu (26/1/2020).
Mengenai besaran dan keci lilin sendiri lanjut Ko Ahim sapaan akrabnya, adalah bentuk ketergantungan terhadap orang itu sendiri sesuai kemampuan ekonomi. Jika keturunan Tionghoa ini keadaan ekonominya baik maka akan besar dan sebaliknya jika keadaan ekonimi kurang baik akan kecil.
“Kalau besar dan kecil sesuai dengan Kati (kiloan.red), itu tergantung kemampuan seseorang, seseorang punya kemampuan ekonomi baik pasti akan menyalakan lilin besar,” jelasnya.
Hal itupun bertujuan untuk berharap, agar perubahan tahun 2020 ini bisa dimudahkan dan dilancarkan serta diterangi untuk rezeki kemakmurannya.
“Berharap di tahun 2020 ini, apa yang mereka usahakan dan di kerjakan bisa berhasil,” tutur Ko Ahim
Untuk total lilin yang dinyalakan sendiri dirinya menambahkan, jumlahnya tidak di hitung berapa. Akan tetapi, ada sekitar ratusan lilin yang dinyalaka dan sesuai dengan ukurannya berapa ada yang kecil dan ada juga yang besar.
“Lilin ini disediakan oleh umatnya, dan Vihara ini mempasilitasi menyediakan lilinnya sesuai kebutuhan, mengenai puncaknya Tahun Baru Imlek ini yaitu tanggal 6 Februari 2020,” tukasnya. (Andi)