BOGOR DAILY – Maraknya kasus tawuran di Kota Bogor menjadi perhatian Dewan Pendidikan (Wandik). Ketua Dewan Pendidikan Kota Bogor, Deddy Djumiawan Karyadi pun mengkritik kerja yang selama ini dilakukan Satgas Pelajar dalam menekan kasus tawuran.
“Sekarang kan di bawah Disdik jabar, ini gimana? Tindakan mereka ini tanggung jawab mereka. Satgasnya sudah ada atau tidak? Bagaimana pembiayaanya,” katanya kepada Bogordaily.net.
Deddy sapaan akrabnya mengungkapkan, perlu ada sanksi tegas bagi sekolah yang pelajarnya kerap mengikuti tawuran sebagai bentuk tanggung jawab mereka. Dirinya juga mendukung sekolah yang siswanya terlibat tawuran tidak diperbolehkan menerima siswa baru.
“Saya mendukung, jika ada sekolah yang ketahuan siswanya tiga tahun terbukti tawuran maka tidak diperbolehkan menerima siswa baru lagi,” tegasnya.
Selain itu dirinya menambahkan, Pemkot Bogor atau Pemprov Jabar bisa mencabut bantuan operasional sekolah (BOS).
“Harus ada penegakan hukum yang tegas, sekolah enggak bisa cuci tangan di luar jam pelajaran, karena pembentukan karakter dan mental tanggung jawab mereka,” tukas Deddy.
Sementara itu, Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Provinsi Jawa Barat wilayah II Kota Bogor, Aang Karyana, menyatakan siswa yang terlibat tawuran tidak hanya tanggung jawab sekolah akan tetapi semuanya terlibat.
“Intinya tawuran dilakukan jam pulang sekolah. Kita akan koordinasi di sekolah,
Intinya tanggung jawab bersama peran pengawasan kembali dari orang tua dan kepolisian,” jelasnya.
Terkait penutupan penerimaan siswa dan pengurangan BOS, lanjutnya, masih memerlukan pembahasan. Sebab,penutupan penerimaan siswa dan pengurangan BOS akan berdampak pada sekolah dan masyarakat.
“Yang melakukan kan pelajar, dampaknya kan di sekolah dan masyarakat bukan pelajar. Jadi kita perlu membahas bersama-sama dulu,” ucapnya.
Yang terpenting menurutnya, semua pihak harus terlibat untuk mengantisipasi tawuran. Jangan sampai beban pengawasan hanya diberikan kepada Dinas Pendidikan Jawa Barat.
“Yang jelas kan pengawasan semua, jangan dibebankan sekolah, jadi pengawasan orang tua dan bersama-sama lah,” tukasnya.(andi).