BOGORDAILY – Dalam satu lubang tambang emas ilegal (PETI) bisa dikerjakan 40 orang.
Kepada polisi tersangka mengungkapkan prosesnya. Demikian diungkapkan oleh Kapolres Bogor, AKBP Muhammad Joni, saat mengungkap bos gurandil yang beroperasi di Desa Banyuresmi, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.
Pria yang disapa Joni ini mengatakan, bos gurandil dua orang yang ditangkap ini mempunyai beberapa lobang emas ilegal. Perjalanan menuju lokasi lobangnyapun bisa menghabiskan waktu sekitar 4 sampai 5 jam.
“Mereka ini ada beberapa lobang. Setiap lobang ada namanya. Ada lobang rastam, tergantung nama mereka masing masing dan ada nama julukan mereka sendiri setiap lobang dikerjakan 40 orang rata -rata,” katanya kepada Bogordaily.net ketika ditemui di Mapolres Bogor, Senin (13/1/2020).
Untuk satu orang karyawan dalam melakukan penambangan emas ilegal ini, bisa digaji oleh bosnya dalam satu hari Rp100 ribu. Dan untuk aktifitasnya di lokasi bisa mencapai Mingguan didalam lobang.
“Setiap berangkat ke sana pasokannya besar karena mereka membawa genset, peralatan pahat dan lain-lain. Pada saat perjalanan 4 sampai 5 jam yang ditempuh mereka tidak kembali lagi. Mereka menginap dan mendirikan tenda di sana,” ungkapnya.
Mantan Kapolres Subang ini menceritakan, kenapa bos gurandil yang diamankan oleh Polres Bogor dan bukan anak buahnya. Menurutnya, karena pemodal yang ditangkap ini supaya tidak lagi memberi suplay ke karyawan yang digajihnya.
“Pengolah tadi ada dua orang. Dua pengusaha yang kita tangkap. Masyarakat yang penambang liarnya hanya kita jadikan saksi,” ucapnya.
Mengenai ada faktor salah satu longsor di Nanggung dan Sukajaya, dirinya menjawab masyarakat ini sudah tahu mana jalan yang terisolir mana jalan yang tidak. Tentu pihaknya akan melakukan pendalaman lebih apakah ini salah satu penyeba terjadinya bencana di dua kecamatan yang terkena bencana longsor tersebut.
“Kalau misalnya kita lihat berdampak langsung kita harus juga meminta dari saksi ahli. Karena lobangnya sendiri tidak longsor, jadi kalau dari beberapa pengamatan kita saat turun ke lapangan, memang ada beberapa longsor yang gampang terkikis yang tadinya memang banyak pohon pohon yg ditanam, sekarang perkebunan tersebut tidak ada aktifitas lagi, sekarang tanahnya dalam keadaan kosong, gampang sekali terjadi longsor,” jelasnya.
Untuk perhari para gurandil ini masih kata Joni, bisa mengumpulkan 100 karung dan kisaran jika dirupiahkan bisa mencapai Rp200 juta. Hal pengungkapan ini juga atas atensi dari Presiden RI Joko Widodo untuk menindak pelaku yang mengeksploitasi lahan.
“Dengan kegiatan ini kita nyatakan beberapa tambang kita tutup. Termasuk juga sosialisasi tadi termasuk setelah mereka disosilaisasikan tidak bekerja tambang tersebut kita nyatakan tutup. Makanya hari ini, kita nyatakan seluruh tambang di wilayah bogor ditutup,” tukasnya. (Andi).