BOGORDAILY – Wali Kota Bogor Bima Arya ikut menyukseskan Sensus Penduduk 2020. Berbeda dari sensus yang dilakukan sebelumnya, tahun ini ada metode baru, yakni sistem input mandiri secara online. Didampingi Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor Bambang Ananto Cahyono, Bima Arya tampak menginput sendiri data pribadi dan keluarganya melalui perangkat komputer di meja kerjanya di Balaikota Bogor, Senin (17/2/20).
“Data sangat penting untuk sebuah kebijakan. Data yang valid membuat kebijakan tepat sasaran, sehingga seluruh yang direncanakan bisa mendapatkan hasil maksimal. Sensus penduduk ini penting untuk kita sukseskan bersama,” ungkap Bima.
Mengikuti arahan BPS, terlihat tidak ada kesulitan berarti bagi Bima Arya dalam mengisi data serta 21 pertanyaan yang ada di dalam sensus tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tersebut, meliputi bidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, ketenagakerjaan dan lain sebagainya. Bima Arya mampu merampungkan sensus online dalam 5 menit.
“Baru saja saya tuntas untuk melengkapi isian dari sensus penduduk secara online. Warga Bogor silahkan bagi yang memiliki akses terhadap internet bisa mengisi melalui gawai secara online. Tetapi juga bisa menunggu untuk menunggu dikunjungi oleh petugas sensus pada Juli 2020 mendatang. Mari kita sukseskan sensus penduduk 2020, Mencatat Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Bambang Ananto Cahyono menjelaskan, ada 7 tahapan dalam pelaksanaan Sensus Penduduk 2020. “Tapi yang melibatkan langsung masyarakat ada dua tahap, yakni tahap pengumpulan data melalui sensus penduduk online yang pelaksanaannya mulai 15 Februari sampai 31 Maret 2020. Dan tahap pengumpulan data dengan metode wawancara pada Juli 2020. Jadi jika yang belum sensus online, nanti akan ada petugas yang datang ke rumah mendata,” jelas Bambang.
Bambang mengajak warga yang memiliki akses internet dan fasilitas gawai untuk memasukan data melalui alamat sensus.bps.go.id. “Sebelum mengakses itu yang perlu disiapkan adalah NIK, KTP, dan kartu keluarga. Ditambah untuk lengkapnya lagi adalah surat nikah bagi yang sudah menikah atau surat cerai bagi yang sudah bercerai. Untuk pengisian secara online itu bisa dilakukan siapapun sebagai anggota keluarga disitu. Bisa diwakilkan, jadi bisa anggota keluarga yang lain yang mengisikan,” terang dia.
Sejak pertama kali dibuka pada 15 Februari 2020 lalu, kata Bambang, sudah ada warga Kota Bogor yang melakukan sensus online. “Sampai saat ini masih di bawah 1 persen sejak Sabtu kemarin. BPS dibantu aparatur wilayah seperti Camat, Lurah dan Muspika untuk terus mengajak warganya menyukseskan sensus ini,” katanya.
Meski berjalan dengan lancar, Bambang mengaku menyayangkan masih adanya warga yang mengisi data secara asal-asalan. Padahal data yang diinput tersebut akan digunakan dalam menyusun sebuah kebijakan.
“Ada warga yang input profesinya misalnya sebagai walikota, gubernur, bahkan presiden. Macam-macam deh pokoknya. Sensus ini kan untuk kepentingan kita semua. Jadi, harapannya kita semua bisa menjawab dengan jujur dan benar. Jadi data ini akan digunakan oleh pemerintah untuk menyusun kebijakan,” tandasnya.
“Karena di data sensus penduduk 2020 ini ada 21 pertanyaan yang akan ditanyakan dan harus diisi, terkait dengan bidang kesehatan, pendidikan, perumahan, ketenagakerjaan dan lain sebagainya. Jika data yang diinput oleh masyarakat itu salah, pasti kebijakan yang keluar akan salah,” tambah Bambang. (prokompim/bdn)