BOGORDAILY – Semen sebagai salah satu produk BUMN terus didorong untuk meningkatkan kapasitas, agar mampu menjangkau pasar ekspor.
Adalah Elly Rachmat Yasin, anggota Komisi VI DPR fraksi PPP meminta BUMN produsen semen terus meningkatkan kapasitas produksi untuk menjangkau pasar ekspor yang lebih luas.
Oleh karena itu, wakil rakyat Bogor di DPR RI ini, mendukung berbagai upaya korporasi yang dilakukan untuk meningkatkan produksi ini.
Hal itu dikatakannya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan jajaran direksi Holding PT. Semen Indonesia (Persero) dan PT. Semen Padang, PT. Semen Gresik, PT. Semen Baturaja dan PT. Semen Tonasa di DPR, Selasa (18/2/2020).
“Saya mendukung Semen Indonesia meningkatkan produksinya dan memperluas pasar ekspor. Saat ini, di level Asia Tenggara saja ekspor Semen Indonesia masih di bawah Siam Cement Group dari Thailand,” katanya di Ruang Rapat Komisi VI DPR, Senayan, Jakarta.
Elly mengapresiasi akuisisi PT. Semen Indonesia terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk, yang salah satu pabriknya berada di Narogong Cileungsi kabupaten Bogor.
Akuisisi ini menjadikan kapasitas produksi Semen Indonesia 45 persen hingga mencapai 111,5 juta ton.
Elly menyebut saat ini BUMN semen menghadapi tantangan berupa membanjirnya semen asal Cina yang dijual murah.
Semen 40 kg asal China dijual seharga Rp34.300, sementara harga semen lokal sebesar Rp48 ribu untuk ukuran yang sama.
Elly meminta Semen Indonesia harus memiliki strategi dalam mengadapi persaingan harga dengan semen asing yang lebih murah ini.
“Sejak masuk Indonesia, produksi semen nasional mengalami kelebihan. Jumlah produksi mencapai 111,5 juta ton,s ementara kebutuhan nasional sebesar 69,8 juta ton dan pasar ekspor 5 juta ton. Jadi, masih tersisa 36,7 juta ton semen yang belum terserap pasar,” ujar dia.(*)