BOGORDAILY – Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, pada tahun 1995 ternyata telah memprediksi keadaan Indonesia pada 2020.
Bukan sekedar ramalan, namun ternyata itu benar dan harus dijalankan agar Indonesia selamat dari krisis.
Yaitu anak muda Indonesia harus mencintai produk-produk dalam negeri.
Ramalan itu disampaikan Soeharto pada tahun 1995 lalu.
Dalam video itu tampak Soeharto menyampaikan sebuah pidato.
Pidato itu berisikan ajakan mencintai produk dalam negeri.
“Anak-anak pelajar sekarang harus disiapken benar-benar untuk mencintai tanah air, untuk mencintai produk dalam negeri,” ucap Soeharto dalam video itu.
“Maka para remaja yang sekarang nanti akan hidup di tahun 2020, akan menjadi benteng untuk mempertahanken daripada kelangsungan hidup negara dan bangsa,” lanjut Soeharto.
Alasannya agar para pemuda tidak mudah kesengsem pada produk luar negeri yang harganya murah.
“Sebab kalau daripada para pemuda nanti kesengsem kepada produk yang murah baik, tapi hasil dari luar negeri, hancur daripada bangsanya,” ujar Soeharto.
Hal itu kemudian menyebabkan produk dalam negeri tidak ada pembeli.
Selain video itu, Tutut Soeharto juga menuliskan caption untuk video tersebut.
“Bapak sejak tahun 1995 sudah mengingatkan akan situasi globalisasi dimana banyak serbuan produk asing.
Salah satu bentengnya adalah cinta produk dalam negeri, agar produsen dalam negeri tidak mati.
Mari kita hidupkan kembali nasionalisme kita, dengan mencintai, membeli dan menggunakan produk dalam negeri” tulis Tutut Soeharto.
Sementara itu, dua tahun sebelum meninggal dunia, Soeharto juga pernah menceritakan mimpi aneh.
Saat itu keluarganya hanya tertawa.
Sebuah kisah diceritakan oleh Hajah Noek Bresinah Soehardjo yang merupakan adik Soeharto.
Dalam buku “Pak Harto, The Untold Stories”, Bressinah menceritakan hari-hari akhir Soeharto menjelang wafatnya.
Termasuk, saat Soeharto yang sempat mengalami mimpi aneh ketika sedang dirawat di rumah sakit.
Saat itu, pada tahun 2006, Soeharto harus beberapa kali dirawat inap di Rumah Sakit Pertamina Pusat.
Pada suatu sore, Soeharto tiba-tiba terbangun dari tidurnya.
Rupanya, Soeharto terbangun dari tidur seusai bermimpi.
Ketika terbangun itulah, Soeharto mengaku baru saja bermimpi.
“Aku lagi wae ngimpi (saya barusan mimpi),” kata Bressinah menirukan ucapan Soeharto saat itu.
Mendengar ucapan itu, Bressinah yang saat itu sedang bersama Tutut, seorang putri Soeharto, segera mendekat.
Tutut kemudian menanyai sang ayah, ,”mimpi apa to, Pak?” tanya Tutut.
Soeharto pun segera menjawabnya.
“Nonton gamelan, rame, nanging ana sing aneh (menonton gamelan, ramai, tetapi ada yang aneh,”ujar Soeharto saat itu yang lagi-lagi ditirukan Bressinah.
Tutut kemudian menanyai Soeharto.
“Apa yang aneh, Pak?” tanya Tutut.
Soeharto lalu menjawab pertanyaan putrinya itu.
“Kuwi lho, sindene kokwong Sunda kabeh (itu lho, penyanyinya kok orang Sunda semua)?”ucap Soeharto.
Mendengar jawaban sang ayah, Tutut lalu tersenyum, dan mengatakan sesuatu.
“Lha, sindene mesti ayu-ayu to, Pak (Itu penyanyinya pasti cantik-cantik ya Pak?” ujar Tutut menanggapi ucapan Soeharto.
“Ya embuh, ora weruh wong kahanane peteng (ya saya tidak tahu karena suasananya gelap),”jawab Soeharto lalu tersenyum.
Mendengar jawaban Soeharto tersebut, mereka kemudian tertawa.
Sedangkan, Soeharto kemudian melanjutkan tidurnya lagi, hingga azan magrib tiba.
Selang dua tahun dari mimpi itu, Soeharto kemudian meninggal dunia.
Tepatnya, pada tahun 2008. (*)