BOGORDAILY – Kasus Tawuran pelajar di Kota Bogor terus terjadi. Baru baru ini seorang pelajar berinisial MZ (16) warga Artzimar III, Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, meninggal dunia usai dikeroyok oleh orang tidak dikenal pada Minggu (9/2/2020) dinihari pukul 4:00 WIB lalu.
Hal itupun tentunya mendapatkan perhatian serius dari beberapa kepala sekolah di Kota Bogor, untuk bagaimana sekolah perlu berstrategi mengupayakan berbagai cara agar kekerasan tidak menjadi pilihan di masa-masa pencarian jati diri mereka (pelajar.red).
Kepala SMPN 1 Kota Bogor, Sri sugiarti, mengatakan, strategi untuk mengupayakan agar kekerasan tidak terjadi salah satunya adalah komunikasi yang baik antara guru, orang tua, Komite Sekolah dan Dinas Pendidikan Kota Bogor.
“Intinya komunitas dengan anak, guru, orang tua, komite sekolah dan Dinas pendidikan,” katanya kepada Bogordaily.net, Kamis (13/2/2020).
Karena lanjut Ibu Ajeng sapaan akrabnya itu, jika semuanya itu berkomunikasi dengan baik maka tidak ada lagi yang akan di tutup-tutupi.
Apalagi, di SMPN 1 Kota Bogor ini selalu dilaksanakan pengarahan satu Minggu sekali. Hal itu bertujuan untuk terus bisa terpantau. Karena, menurut Ajeng yang sudah mengabdi di dunia pendidilan selama 27 tahun ini tidak ada siswa yang bodoh dan nakal.
“Yang ada adalah murid yang gak mengerti dan memahami. Maka tidak ada namanya hukuman yang ada adalah mendisiplinkan kepada yang positif,” tukasnya. (Andi).