BOGOR DAILY – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor mencatat ada 1.218 kasus demam berdarah dengue (DBD) sejak 2019. Sampai sampai, delapan orang meninggal dunia akibat gigitan nyamuk aiges aigepty.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P3M) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, dr Intan Widayati mengatakan, data tersebut sesuai yang tercatat pada 2019.
” Kalau untuk tahun ini ada 210 kasus DBD yang ditangani, “ungkap dr Intan kepada Bogordaily.net, saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Jumat (13/3/2020).
Sementara, pada 2019 lalu ada 1218 kasus dan 8 orang meninggal. Menurutnya, kasus DBD di Kabupaten Bogor mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama.
Secara keseluruhan, ia mencatat ada 1218 kasus DBD terjadi selama tahun 2019.
Intan sapaan akrabnya mengungkapkan, Dinkes Kabupaten Bogor berupaya menekan angka kasus DBD dengan cara memberikan peringatan dini kepada para petugas puskesmas se-Kabupaten Bogor agar siaga pencegahan sejak musim hujan.
“Menyerukan kepada seluruh puskesmas untuk menggerakkan kembali jumantik (juru pemantau jentik) di wilayahnya masing-masing,” jelasnya.
Di samping itu, ia juga menginstruksikan kepada para petugas puskesmas untuk melakukan program Gertak DBD, yaitu gerakan serentak berantas DBD melalui cara 3M plus.
“3M Plus singkatan dari, menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampung air, mengubur barang bekas, dan plus hindari gigitan nyamuk,” paparnya.
Ia menambahkan, jika ada kasus DBD baru, pihak puskesmas setempat wajib melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) ke lapangan, bertujuan untuk mengetahui nyamuknya berasal dari sekitar tempat tinggal penderita, atau dari wilayah lain.
“Kasus import (nyamuk dari wilayah lain) apabila di sekitarnya tidak ada jentik dan orang dengan gejala serupa. Kemudian selanjutnya melaporkan ke Dinkes Kabupaten Bogor,” tukasnya.(Andi).