Friday, 29 November 2024
HomeBeritaAsyik.... Gegara Corona, Sri Mulyani Beri Kompensasi Rp3,3 Triliun ke Pemda

Asyik…. Gegara Corona, Sri Mulyani Beri Kompensasi Rp3,3 Triliun ke Pemda

BOGORDAILY- CNBC Indonesia Economic Outlook 2020 digelar di The Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (26/2/2020) pekan lalu. Penyebaran virus corona (Covid-19) menjadi salah satu sorotan utama dalam acara tersebut.

Chairman CT Corp Chairul Tanjung mengatakan ekonomi dunia masih dipenuhi ketidakpastian. Belum selesai dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan China serta Brexit, awal tahun ini perekonomian dihinggapi kecemasan karena Covid-19.

“Ini akan menjadi tekanan luar biasa dalam menghadapi ini dan kita harus mampu mengatasinya,” kata CT, sapaan akrab Chairul Tanjung, saat membuka acara.

CT juga mengatakan, apabila ekonomi China turun 1%, perekonomian Indonesia bisa terkontraksi minimal 0,3%. Artinya, target pertumbuhan ekonomi 5,3% sulit untuk tercapai.

“Proyeksi pertumbuhan ekonomi China diperkirakan turun 1,5 persen. Ahli ekonomi bilang setiap 1 persen penurunan di China akan berpengaruh 0,3 persen ke ekonomi Indonesia. Ini tentu akan jadi tekanan luar biasa,” ujarnya.

Pariwisata menjadi salah satu sektor di Indonesia yang terkena dampak dari Covid-19. Adanya larangan penerbangan dari dan ke China membuat industri pariwisata di Indonesia turun drastis.

“150 juta wisatawan China berpindah dari China ke luar China. Indonesia dapatkan lebih dari dua juta turis China dan Bali dapatkan satu juta turis China,” kata Chairul.

Selain dari pariwisata, industri elektronik, otomotif, obat, dan kosmetik juga terkena dampak negatif dari penyebaran Covid-19. Masalahnya, banyak bahan baku kosmetik yang berasal dari China.

Kendati demikian, Chairul optimistis Indonesia bisa menghadapi dan menuntaskan kemelut ekonomi yang ada saat ini. “Tentu Indonesia sebagai bangsa yang kuat harus mampu mengatasi ini,” imbuh Chairul.

Pembahasan dampak virus corona kemudian dibahas bersama dalam satu diskusi panel oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Deputi Senior BI Destry Damayanti, dan Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah.

Beri insentif

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan sejumlah insentif fiskal dalam meredam dampak Covid-19 terhadap ekonomi di dalam negeri. Caranya, memberikan diskon tiket pesawat untuk wisatawan lokal sebesar 30%.

Destinasi wisata yang akan diberikan diskon harga tiket pesawat adalah Yogyakarta, Malang, Manado, Bali, Mandalika, Labuan Bajo, Bangka Belitung, Batam, Danau Toba dan Bintan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan pemerintah akan menggelontorkan insentif sebesar Rp443,39 miliar untuk memberikan diskon tiket pesawat wisatawan domestik. Diskon itu akan diberikan dalam tiga bulan ke depan terhitung mulai Maret-Mei 2020.

Kemudian, pemerintah juga membebaskan pajak hotel dan restoran selama enam bulan di 33 kabupaten/kota. Dalam hal ini, pemerintah memberikan kompensasi sebesar Rp3,3 triliun kepada pemerintah daerah (pemda) di 33 kabupaten/kota tersebut.

Selain itu, pemerintah juga menggelontorkan dana sebesar Rp298 miliar untuk menarik wisatawan asing. Dana itu akan diberikan kepada influencer sebesar Rp72 miliar, kebutuhan promosi sebesar Rp103 miliar, kegiatan pariwisata sebesar Rp25 miliar, dan paket untuk maskapai serta biro perjalanan sebesar Rp98,5 miliar.

“Kontribusi China pada ekonomi dunia mencapai 17% sehingga jika terjadi pelemahan ekonomi RRT maka akan memengaruhi ekonomi global. Peningkatan kekhawatiran ekonomi ini berpengaruh ke Indonesia, jika ekonomi China turun 1% maka berdampak 0,3%-0,6% bagi PDB RI, sehingga diperlukan stimulus ekonomi baik moneter maupun fiskal terutama sektor pariwisata,” tutur Sri Mulyani.

OJK siapkan stimulus

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, OJK telah menyiapkan sejumlah stimulus untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah krisis Covid-19.

“Kebijakan stimulus OJK ini diharapkan bisa memitigasi dampak pelemahan ekonomi global terhadap pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional,” ujarnya.

Kebijakan tersebut, kata Wimboh, bersifat countercyclical. Berikut kebijakan yang telah disiapkan OJK:

  1. Relaksasi pengaturan penilaian kualitas aset kredit dengan plafon sampai dengan Rp 10 miliar, hanya didasarkan pada satu pilar yaitu ketepatan pembayaran pokok dan/atau bunga, terhadap kredit yang telah disalurkan kepada debitur di sektor yang terdampak penyebaran virus corona (sejalan dengan sektor yang diberikan insentif oleh pemerintah).
  2. Relaksasi pengaturan restrukturisasi kredit yang disalurkan kepada debitur di sektor yang terdampak penyebaran virus corona (sejalan dengan sektor yang diberikan insentif oleh pemerintah).
  3. Relaksasi pengaturan ini akan diberlakukan sampai dengan 1 (satu) tahun setelah ditetapkan, namun dapat diperpanjang bila diperlukan.

Mitigasi moneter BI dan penilaian LPS

Mitigasi moneter

Bank Indonesia (BI) menyiapkan mitigasi dari sisi moneter di tengah mewabahnya Covid-19. Deputi Gubenur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, pada 27 Januari 2020 di saat virus corona mewabah, pasar saham dan keuangan ‘jeblok’ atau bergerak negatif. Di tambah sektor rill yang juga terkena imbasnya, BI bersama pemerintah melakukan stimulus ekonomi.

Dalam menghalau gejolak moneter, BI melakukan triple intervention di antaranya Domestic Non-Delivery Forward (DNDF), intervesi di pasar spot, sampai ke pasar Surat Berharga Negara (SBN).

Destry menjelaskan selama ini upaya pemerintah melakukan intervensi di DNDF cukup memberikan kepercayaan bagi investor. Tak terkecuali, saat bank sentral melakukan intervensi di pasar spot untuk menstabilkan rupiah.

Selain itu, BI juga melakukan intervensi di pasar spot, namun diklaim Destry intervensi itu tidak dilakukan secara ‘jor-joran’.

“Kita masuk di spot market, tapi tidak banyak. Karena kami melihat ada korelasi erat antara inflow dari offshore terhadap spot market. Ketika mereka menjual bonds, sebagian mereka akan beli di spot dan sebagian maintain di rupiah karena menuggu timing,” jelas Destry.

Intervensi berikut yang dilakukan BI untuk meredam gejolak nilai tukar rupiah terhadap dollar, BI masuk di dalam pasar SBN. Dengan kata lain, BI juga membeli bonds yang diterbitkan oleh pemerintah. Sebab, kata Destry, hubungan bonds market dengan rupiah sangat dekat sekali.

“Artinya masuk di bonds market, satu sisi ini convert instrumen keuangan kita, dari SBI dengan SBN, kita ingin membantu stabilkan sektor keuangaan rupiah,” lanjutnya.

Penilaian LPS

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah menyatakan perekonomian Indonesia dalam kacamata LPS berada dalam kondisi stabil.

Ihwal permasalahan yang membelit PT Asuransi Jiwasraya (Persero), Halim mengklaim dampak yang ditimbulkan tidak besar. Ini lantaran porsi Jiwasraya teramat kecil dibanding sektor keuangan secara keseluruhan.

Dari sisi makro-ekonomi, Halim menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kondisi stabil. Efek perang dagang AS-China memang berpengaruh terhadap perekonomian Tanah Air. Namun demikian, sepanjang tahun lalu, ekonomi RI tumbuh 5,02%.

“Yang menolong kita tidak lain adalah konsumsi masyarakat dan pemerintah. Mengapa ini terjadi? Masyarakat Indonesia jumlahnya besar. Ini jadi aspek mendukung untuk tumbuh 5%,” ujar Halim.

Lebih lanjut, eks Deputi Gubernur Bank Indonesia itu menjelaskan sampai saat ini tidak ada masalah di lingkungan perbankan. Terbukti tidak ada nasabah yang mengambil dana secara besar-besaran. “Semua berkat sektor keuangan yang punya kondisi fundamental yang kuat,” ujarnya. (CNBC)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here