BOGORDAILY – Awalnya warga Kota Bogor belum semua taat terhadap himbauan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, agar mengurangi aktivitas di luar rumah untuk memutus penyebaran Virus Corona (Covid-19). Hal itu terlihat dari masih banyaknya warga yang beraktivitas seperti biasa. Bahkan sejumlah ruas jalan masih dipadati kendaraan.
Dari pantauan, pada Senin (23/3/20), jumlah kendaraan menuju akses Tol Jagorawi di Terminal Baranangsiang, terbilang cukup padat. Kendaraan yang menuju Jalan Otista, juga lumayan padat, mekipun tidak sepadat biasanya. Di Jalan Djuanda juga sedikit ramai. Aktivitas disejumlah lokasi di Kota Bogor masih terlihat seperti biasa.
Di sekitar Jembatan Merah, jembatan penyebrangan orang (JPO), Stasiun Bogor dan depan Lapas Paledang Kota Bogor, masih dijumpai kerumunan warga. Namun pada Selasa (24/3) dan Rabu (25/3), aktifitas warga di pusat keramaian berangsur menurun. Bahkan pada Rabu (25/3), saat bertepatan dengan hari libur nasional dalam rangka memperingati ibandah Raya Nyepi, tidak ada aktifitas olahraga di sekeliling Kebun Raya Bogor (KRB), Begitu juga arus lalulintas ke arah Terminal Baranangsiang maupun Jalan Otista cukup lengang.
Hal ini tak lepas dari mulai tumbuhnya kesadaran warga Kota Bogor, terhadap bahayanya Virus Vorona atau Covid 19. Warga menyadari Covid-19 telah menelan banyak korban jiwa di Indonesia termasuk di Kota Bogor. Warga mulai mengurangi aktifitas di luar rumah.
‘’Jujur saya sekarang ngeri keluar rumah, sudah banyak yang meninggal dunia di Kota Bogor gara-gara Corona,’’ Didin Nuryadin (42) warga, Lawanggintung, Kecamatan Bogor Selatan.
Sedangkan Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Dody Wahyudin mengaku jika jumlah kepadatan kendaraan relatif lebih lengang selama sepekan terakhir. Menurutnya, pengurangan beban kendaraan tak lepas dari imbauan pemerintah termasuk dari Pemkot Bogor, untuk pembatasan aktivitas.
“Hasil pengamatan dan penghitungan secara manual, setelah ada intruksi pemerintah, jumlah kendaraan dibeberapa ruas jalan mengalami penurunan secara signifikan,” ujar Dody.
Dody menyebutkan, di Jalan Pajajaran dari akses pintu keluar tol Jagorawi. Begitu juga dari arah sebaliknya dari arah Tajur menuju pintu tol Jagorawi, hingga Jalan Otista. Arus kendaraan menurun signifikan.
“Sebelum ada wabah, rata-rata volume perhari dari 0,8 pada jam sibuk menjadi 0,6 pada jam sibuk,” ucapnya.
Sedangkan, Kabid Dalops Satpol PP Kota Bogor Theo Patrocino Freitas mengatakan, Satpol PP Kota Bogor mengerahkan tim untuk melakukan patroli dan membubarkan paksa ketika ada kerumuman masyarakat.
“Baru mulai Senin (23/3), kami mengimbau masyarakat supaya menghindarin kerumunan, untuk meminimalisir penyebaran Covid-19,” ucapnya.
Pada hari pertama patroli. Tim bergerak mulai di sekitar Tajur dari Kecamatan Bogor Timur, kemudian ke Suryakancana, Jalan Mayor Oking dan MA Salmun. “Sanksi tidak ada, kita hanya membubarkan kerumunan saja,” tambahnya.
==========================
Dinkes Sosilisasikan Social Distancing
Dinkes Kota Bogor semakin gencar mensosialisasikan Social Distancing atau meminta masyarakat untuk menghindari hadir di pertemuan besar atau kerumunan orang. Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Kota Bogor, dr. Oki Kurniawan mengatakan bahwa Social Distancing ini untuk mengurangi kontak langsung antar sesama individu secara dekat. Hal ini penting untuk mengurangi pencegahan penularan Covid 19 atau Corona.
“Jarak kontak dengan orang lain standarnya satu hingga dua meter karena jarak Drop Plat (bakteri atau virus yang menempel di cairan atau air liur) itu muncrat tidak akan mencapai jarak dua meter. Caranya berbeda, bisa semburan air liur saat bersin, atau batuk tidak karena tidak ditutup,” katanya beberapa waktu lalu saat ditemui di Kantor DPRD Kota Bogor.
Menurut dia, bila masyarakat tidak mengikuti social distancing maka penularan virus dari yang sakit ke orang lain kemungkinannya cukup besar di lingkungan masyarakat tersebut.“Iya artinya virus tidak akan menular dari jarak tersebut (jarak sosial dintancing), karena selama ini penularan masih melalui drop plat,” katanya.Walaupun mungkin mengecewakan mendengar bahwa begitu banyak acara olahraga, festival, dan pertemuan lainnya dibatalkan, ada alasan kesehatan masyarakat untuk tindakan ini. Pembatalan ini membantu menghentikan atau memperlambat penyebaran penyakit yang memungkinkan sistem perawatan kesehatan untuk lebih siap merawat pasien dari waktu ke waktu. Membatalkan acara yang cenderung menarik perhatian banyak orang adalah contoh social distance. Social distance sengaja meningkatkan ruang fisik antara orang-orang untuk menghindari penyebaran penyakit.
Apa Itu Social Distancing?
* Pembatasan sosial dengan menjauhi kerumunan
* Caranya, jaga jarak sekitar dua meter dengan orang lain
* Manfaat
– Mengurangi kemungkinan persebaran Virus Covid 19.
– Melindungi orang-orang yang masuk golongan rawan tertular, seperti wanita hamil, anak-anak dan Lansia
(adv/bdn)