Saturday, 4 May 2024
HomeBeritaIni Pernyataan Lengkap Imam Besar Masjid Istiqlal soal Tunda Gelar Salat Jumat

Ini Pernyataan Lengkap Imam Besar Masjid Istiqlal soal Tunda Gelar Salat Jumat

BOGORDAILY –  pada hari ini dan Jumat pekan depan tidak menggelar salat Jumat seiring imbauan Presiden Jokowi dan diperkuat Gubernur DKI Jakarta. Keputusan ini diambil untuk mencegah virus corona COVID-19.

Imam Besar KH Nasaruddin juga berbicara mengenai fatwa MUI mengenai kegiatan beribadah di tengah wabah COVID-19. Nasaruddin menilai dalil-dalil yang dikeluarkan MUI sudah tepat.

“Saya kira fatwa Majelis Ulama sudah dikenal kita semuanya, dan saya pribadi sebagai Imam Besar , saya sudah mengalalisis secara mendalam, dasar-dasar atau dalil-dalil yang digunakan MUI pusat itu sudah sangat tepat. Oleh karena itu, bagi kita umat beragama, tidak ada cara lain yang kita lakukan kecuali mengikuti ulama dan umara kita. Tidak mungkin kedua institusi akan memberikan suatu fatwa yang tidak berjalan dengan keadaan di masyarakat kita,” ujar Nasaruddin di Grha BNPB, Jakarta, Jumat (20/3/2020).

Nasaruddin pun menambahkan bahwa tidak menggelar salat Jumat hingga pekan depan. Pihaknya sudah mempertimbangkan ini berdasarkan imbauan Jokowi dan Anies serta melihat kondisi wabah COVID-19 secara global.

Berikut pernyataan lengkap Nasaruddin Umar:

Saya ingin menyampaikan hari ini hari Jumat. Hari yang sangat mulia bagi umat Islam, kita dianjurkan memperbanyak ibadah hari ini. Sehubungan keadaan darurat yang sedemikian mencemaskan ini, agama menganjurkan kita untuk melakukan ikhtiar-ikhtiar. Setiap kali kita berbicara tentang takdir, maka setiap itu pula kita berbicara tentang ikhtiar. Kita tidak boleh berbicara tentang takdir, tanpa dengan ikhtiar. Sama halnya serta merta kita berbicara tentang ikhtiar, tapi tanpa mengembalikan persoalan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atau takdir.

Apa yang sebaiknya kita lakukan sebagai umat Islam dalam era seperti sekarang ini?

Saya kira fatwa Majelis Ulama sudah dikenal kita semuanya, dan saya pribadi sebagai Imam Besar , saya sudah mengalalisis secara mendalam, dasar-dasar atau dalil-dalil yang digunakan MUI pusat itu sudah sangat tepat. Oleh karena itu, bagi kita umat beragama, tidak ada cara lain yang kita lakukan kecuali mengikuti ulama dan umara kita. Tidak mungkin kedua institusi akan memberikan suatu fatwa yang tidak berjalan dengan keadaan di masyarakat kita.

Karena itu, pada hari ini, terutama setelah ada imbauan dari Bapak Presiden dan diperkuat lagi kemarin sore oleh imbauan dari Bapak Gubernur DKI Jakarta, ditambah lagi setelah kami komunikasi dengan imam-imam besar di sejumlah negara Islam yang juga melakukan hal yang sama, maka barulah kami menetapkan bahwa hari ini untuk 2 Jumat yang akan datang, itu kita tidak menggunakannya untuk salat Jumat.

Sebetulnya ada alasan objektif dan subjektif. Kami melakukan penutupan untuk salat Jumat, alasan objektifnya. Objektifnya ada imbauan dari MUI fatwanya yang saya berharap tokoh-tokoh Islam, khususnya betul-betul membaca dan imbauan Presiden dan Gubernur DKI. Itu alasan objektifnya. Kami juga pelajari perkembangan di dunia luar, dunia lain seperti di Iran, Korea Selatan, Italia yang dalam 2-3 hari terakhir ini sangat-sangat memprihatinkan.

Oleh karena itu, kita mencegah itu terjadi di tanah air kami. Kami selaku Imam Besar Istiqlal mengimbau kepada seluruh umat islam, terutama yang berada di wilayah yang sangat banyak masalah ini, virus berkembang, maka sudah cukup alasan dasar majelis ulama untuk tidak lakukan pertemuan dalam keadaan berjemaah, termasuk salat Jumat dan salat jemaah subuh, zuhur, asar, magrib, isya. Kalau pun misalnya mau melakukan salat jemaah karena mungkin dianggap daerah aman, kita perlu perhatikan imbauan internasional, jarak satu dengan lainnya sekitar 2 meter.

Kami Istiqlal melakukan hal seperti itu. Ini tidak ada cara lain, untuk upaya menghindari virus. Karena kata medis satu kali bersin dalam tempo 2 menit itu maka akan terjangkiti dalam cukup luas. Kita sangat dianjurkan mencegah sesuatu yang sifatnya mudarat.

Maka itu ada kaidah seperti yang dikutip oleh majelis ulama yaitu mencegah kemudaratan itu lebih penting daripada mengejar manfaat. Karena itu, para pemirsa di manapun berada, kita serahkan ini kepada Allah SWT. Kita ingin salat Jumat seperti kewajiban yang sangat kita cintai. Tapi dalam kondisi memprihatinkan seperti ini, Nabi pun juga mengingatkan kita. Jangankan virus sebesar ini, banjir atau hujan deras pun, Rasulullah SAW suatu saat meminta umatnya untuk salat di rumah, tidak perlu ke masjid.

Kita sangat cinta terhadap agama kita, tapi kita juga ditegaskan dalam Al-Qur'an: Jangan menceburkan diri kalian dalam kebinasaan. Jika ada bahaya yang sangat besar, maka kita untuk menghindari jangan ke tempat itu.

Tentu kita juga harus berdoa dan bagi para laki-laki yang tidak salat Jumat hari ini, sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadahnya di rumah masing-masing, mungkin bisa mengaji, bisa berdoa lebih banyak, berwirid, salat-salat sunah dan berdoa. Insya Allah, Allah Maha Mengerti dan tahu tentang kondisi kita.

Semoga apa yang kami sampaikan ini bisa mendapatkan perhatian dari umat Islam di Tanah Air.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here