BOGORDAILY – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat melantik 85 aparatur sipil negara (ASN) yang dilantik pagi pada Senin (9/3/2020), di halaman kantor Perwakilan BKKBN Jabar, Jalan Surapati Nomor 122, Kota Bandung.
Tak hanya itu, BKKBN Jabar juga mendapatkan bonus pejabat administrator anyar dengan dilantiknya Angela Sri Melani menjadi Kepala Bidang Pelatihan dan Pengembangan (Latbang) yang kosong selama beberapa waktu ke belakang.
Sebelumnya, Angela Sri Melani merupakan pejabat fungsional widyaiswara Balai Diklat Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) Bogor.
Usai dikukuhkan, baik Angela maupun ASN, langsung menandatangani pakta integritas di saksikan Kepala BKKBN Jabar dan pejabat administrator maupun pejabat pengawas serta pegawai di lingkungan BKKBN Jabar.
Fakta integritas berisi pernyataan untuk senantiasa teguh menjalankan tugas dan kewajiban sebagai pegawai negeri sipil atau ASN serta menjauhkan diri dari tindak korupsi.
Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan BKKBN Jabar Kusmana berpesan kepada para ASN yang baru saja dilantik untuk menjalankan tugas sebaik-baiknya di masyarakat.
Uung, sapaan Kusmana, menegaskan bahwa ASN merupakan garda terdepan pelayanan kepada masyarakat. ASN hadir sebagai perpanjangan tangan negara di masyarakat.
“Anak-anakku para CPNS yang baru saja dilantik, kalian adalah tunas-tunas baru BKKBN yang diharapkan mampu menjadi ujung tombak di masyarakat. Kalian harus senantiasa siap menjadi teladan masyarakat,” ujar Uung berpesan.
“Tantangan sekarang adalah masyarakat kita yang makin dinamis. ASN harus siap mengarungi perubahan tersebut. Salah satunya menyangkut tren teknologi informasi. Kita harus siap memanfaatkan teknologi untuk mempercepat informasi dan pelayanan kepada masyarakat,” tambah Uung.
Sebagai perpanjangan tangan pemerintah, sambung Uung, ASN harus menjadi role model bagi anggota keluarga, masyarakat, dan warga negara. Yakni, role model dalam bersikap dan berperilaku serta bekerja.
Bagi Uung, bukan saatnya lagi seorang PNS atau ASN berleha-leha, bekerja asal-asalan. Datang ke kantor, lalu pergi entah ke mana. Jika ASN BKKBN masih seperti itu, maka dia tidak pantas menjadi role model abdi negara. Sosok yang demikian itu tidak layak berada dalam barisan BKKBN.
“ASN BKKBN harus selalu ON, siap siaga setiap saat untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik itu pelayanan kontrasepsi maupun pelayanan menyangkut pembangunan keluarga atau kependudukan. Dalam menyelesaikan pekerjaan, kita pantang pulang sebelum menang. Pantang sare lamun can rengse,” tandas Uung.
Khusus kepada pejabat administrator, Uung berpesan agar Angela Sri Melani menindaklanjuti tiga hal dalam memimpin Bidang Latbang BKKBN Jabar. Pertama, menjadikan Latbang sebagai kawah candradimuka para pengelola program Banggakencana di Jawa Barat.
Untuk menopang kinerja tersebut, pejabat baru harus mampu menaikkan kelas Latbang dari akreditasi B menjadi akredutasi A. Saat ini, Bidang Latbang BKKBN Jabar masih berkutat pada akreditasi B. Adapun Balai Diklat Garut di bawah Kedeputian Latbang BKKBN Pusat sudah mengantongi akreditasi A.
Kedua, menyelesaikan sertifikat bagi bidan yang telah mengikuti cntraceptive technology update (CTU), salah satu pelatihan yang seharusnya diikuti oleh bidan sebagai salat satu syarat bagi untuk memberikan pelayanan kontrasepsi IUD dan Implan. Untuk itu, Uung meminta Wiwin, sapaan Angela, untuk melakukan koordinasi dengan Pusat Pelatihan Klinik Sekunder (P2KS) Kesehatan Reproduksi Jawa Barat.
Ketiga, UUng meminta agar Latbang BKKBN melakukan survei terkait pelayanan kepada masyarakat. Hasil survei tersebut menjadi bahan masukan bagi BKKBN dalam menyempurnakan pelayanan menuju terwujudnya zona integrutas wilayah bebas korupsi (ZI WBK).
Sementara itu, ditemui usai dikukuhkan sebagai ASN, salah seorang penyuluh KB (PKB) asal Kabupaten Bekasi, Ivo Fredda, mengaku sangat bersyukur telah dilantik menjadi PNS atau ASN. Sebagai pegawai baru BKKBN, Ivo siap menjalankan amanat yang disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Jabar pada saat memberikan sambutan.
“Alhamdulillah sekarang sudah resmi PNS. Tentu saya sangat siap menjalankan pesan-pesan Pak Kaper tadi. Memang tantangannya berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Di Kabupaten Bekasi misalnya, sampai sekarang masing ada keluarga dengan delapan anak dan tidak mau ber-KB. Ini menjadi tantangan tersendiri. Apalagi keluarga ini ada di daerah binaan saya,” ujar PKB yang ditugaskan melakukan pembinaan di Kecamatann Babelan dan Kecamatan Tarumajaya tersebut.(bdn)