BOGORDAILY – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dalduk KB) Kota Bogor, menggelar Sosialisasi Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Banggakencana) dan Pendataan Keluarga 2020 kesemua kecamatan yg sudah di awali pada hari senin di Aula Kecamatan Bogor tengah dengan peserta dari kecamatan Bogor Tengaj dan Bogor Utara, hari ini di Aula Kecamatan Tanah Sareal, Jalan Kebon Pedes, Kota Bogor, Selasa (10/2/20).
Sosialisasi diikuti sataf Kecamatan Bogor Barat dan Kecamatan Tanah Sareal. Selanjutnya pada Kamis (12/3/20) di Kecamatan Bogor Timur dengan peserta petugas Kec Bogor Timur dan Kecamatan Bogor Selatan meliputi Camat, Lurah, dan PLKB sekota Bogor, Sosialisasi ini dipimpin langsung Kepala Dalduk KB Dra. Rakhmawati, M.Si.
“Tahun ini akan dilaksanakan program Nasional Pendataan Keluarga yang dilakukan setiap lima tahun secara serentak di seluruh Indonesia. Tahun ini akan digelar pada 1 sampai 30 Juni mendatang. Untuk Kota Bogor menurunkan 1.660 kader KB yang dibagi untuk mengunjungi sekitar 249.332 Kepala Keluarga (KK) dari rumah ke rumah,” ujar Rakhmawati.
Rakhmawati mengatakan, progam banggakencana dan Pendataan Keluarga ini akan fokus pada tiga indikator yakni Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga. Sedikitnya ada 14 variabel pada Indikator Kependudukan sebut saja nama anggota keluarga dan Nik, jenis kelamin, tanggal bulan tahun lahir, status perwakilan, kepemilikan akta lahir, pekerjaan, pendidikan, kepemimpinan JKN dan lainnya.
Sementara di indikator Keluarga Berencana ada 9 Variabel sebut saja, jumlah anak yang dilahirkan, jumlah anak yang diinginkan, status penggunaan obat/alat/cara KB, lama penggunaan obat/alat/cara KB saat ini, sumber mendapatkan pelayanan KB terakhir, alasan utama tidak pakai KB, status kehamilan dan lainnya.
“Pada Indikator Pembangunan Keluarga 17 variabel saja,” terangnya.
Ia menuturkan, hasil dari pendataan keluarga akan Keluar Indeks Pembangunan Keluarga (IPK). Manfaat adanya IPK yakni dapat mengukur keberhasilan pembangunan keluarga, menentukan level pembangunan keluarga di suatu wilayah, mengidentifikasi masalah kualitas keluarga di tingkat keluarga, bahan untuk menyusun kebijakan keluarga melalui program atau kegiatan dan dapat dijadikan target pembangunan suatu wilayah.
“Jadi angka IPK ini kunci dari keberhasilan pembangunan. Termasuk bagi Kota Bogor yang visinya menjadi kota ramah keluarga. Dengan dimulainya dengan pendataan keluarga ini diharapkan nanti Pemerintah tau kondisi sebenarnya keluarga di kota Bogor untuk kemudian bisa melakukan intervensi yang lebih tepat sasaran,” pungkasnya (fla/ismet/bdn)