BOGOR DAILY-Pemerintah Kota Bogor melakukan pemantauan terhadap 20 orang yang masuk kategori orang dalam pemantauan (ODP) virus corona, terhitung hingga 10 Maret 2020. Dari data tersebut, 13 orang laki-laki dan 7 perempuan.
Data-data tersebut menyebar lewat aplikasi pesan singkat WhatsApp. Meski begitu, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto menjelaskan jika data tersebut bukan suspect Covid-19.
“Data tersebut merupakan ODP. Bukan merupakan suspect. Sebagian dari mereka sudah selesai diobservasi dan diperbolehkan pulang,” kata Bima saat dihubungi, Kamis (12/3).
Orang-orang tersebut diobservasi karena berbagai alasan. Salah satunya karena mereka baru pulang ke Tanah Air dari luar negeri.
“Mereka dipantau antara lain karena pulang dari luar negeri,” tegas Bima.
Data yang dihimpun, 2 orang dilakukan observasi di Puskesmas Bogor Timur, kemudian 3 orang di Puskesmas Bondongan, 2 orang di Puskesmas Gang Kelor, 1 di Puskesmas Semplak, 1 di Pasir Mulya, 1 di Sindang Barang, 3 Puskesmas Sempur, 2 Tanah Sareal, 1 Puskesmas Mekarwangi, 3 Puskesmad Kedung Badak dan 1 di Puskesmas Tegal Gundil.
“Bukan dirawat di rumah sakit. Tapi pasien yang diperiksa dokter, diperbolehkan pulang. Kemudian masuk pemantauan petugas surveilance puskesmas,” kata Bima.
Terpisah, Plt Kadinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno menjelaskan bahwa 20 orang tersebut merupakan ODP karena memiliki riwayat bepergian ke negara yang terjangkit corona.
“Itu data ODP karena riwayat bepergian ke negara terjangkit dalam rentang waktu 14 hari. Meski tanpa gejala, kita pantau supaya apabila ada gejala segera kita periksa dan obati atau rujuk,” ujar Retno seperti dilansir merdeka.com.