BOGORDAILY – Penumpang kereta rangkaian listrik (KRL) disebut tak menumpuk lagi setelah pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Bahkan, angka penurunan disebut drastis dari hari-hari normal.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim mengecek kondisi Stasiun Bogor Senin (20/4) pagi. Dia melihat kondisi stasiun yang lebih lengang dari biasanya.
Stasiun Bogor menjadi salah satu titik awal perjalanan KRL. Senin, biasanya menjadi hari sibuk di Stasiun Bogor.
“Pagi ini kita melihat situasi di Stasiun Bogor lebih landai ya. Kenapa bisa terjadi situasi seperti ini? Karena keretanya beroperasi sejak 04.30 WIB. Ini bentuk antisipasi, apalagi Senin ya biasanya kita lihat penumpukan penumpang sangat tinggi,” kata Dedie dalam keterangan tertulis.
Dedie berharap kondisi seperti ini tetap terjadi di Jabodetabek. Sehingga penanganan virus Corona bisa cepat selesai.
“Target kita adalah menurunnya tingkat penyebaran COVID-19 di Kota Bogor maupun daerah lain yang ada di Jabodetabek. Ini konsistensinya harus kita jaga, masyarakat juga semakin paham dan yang pasti kita ingin tidak terjadi lagi, apalagi Bogor ini kan Alhamdulillah sudah enam yang sembuh dari Covid (COVID-19),” kata Dedie.
“Momentum ini jangan sampai jadi berbalik malah jadi satu penyebaran yang masif itu yang kita takutkan,” ujarnya.
Direktur Prasarana dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Edi Nursalam yang turut hadir dalam kegiatan pemantauan bersama Wakil Wali Kota Bogor, mengungkapkan jumlah penumpang commuter line menurun drastis hingga 85 persen.
“Kalau kita lihat dari rata-rata harian turunya sampai 85 persen, biasanya sampai jam 6 itu sudah 10 ribu penumpang, sekarang hanya 1.700-an, sudah jauh sekali menurunnya,” jelas Edi.
Sementara itu, Kepala BPTJ Polana B. Pramesti, menyebut, penurunan penumpang KRL sebenarnya sudah terjadi mulai Maret 2020. Saat itu, belum ada penetapan PSBB tapi sudah ada imbauan untuk pembatasan sosial, khususnya di DKI Jakarta.
Data BPTJ yang disampaikan Polana, pada bulan Januari 2020 lalu, KRL setiap harinya masih melayani sebanyak kurang lebih 859 ribu orang. Pada bulan Maret, jumlahnya turun sebesar 30,38% menjadi sekitar 598 ribu orang/hari.
“Adapun untuk bulan April 2020 sampai dengan tanggal 15, terjadi penurunan penumpang yaitu hanya sebanyak 183 ribu orang/hari atau turun 78,69% dibanding kondisi normal Januari 2020,” kata Polana, dalam keterangan terpisah.