Friday, 19 April 2024
HomeBeritaHaruskah Mengenakan Masker?

Haruskah Mengenakan Masker?

BOGORDAILY – Hari ini siapa yang tidak kenal dengan kata CORONA VIRUS. Ya, Beberapa bulan ini mendadak popular. Entah berapa ratus atau ribu kali kita mendengar kata ini diucapkan. Namun setiap kali diucapkan menimbulkan perasaan kawatir, galau, atau sejenisnya. Mengapa? Karena itu adalah nama penyebab penyakit. WHO telah menetapkan namanya yaitu CoronaVirus Desease-19 atau COVID-19. Dan lebih galau lagi karena  WHO juga telah menetapkan sebagai pandemi dunia.

Salah satu komponen penting dalam memahami pademi virus corona yang sedang kita hadapi saat ini, yang masih ada kesalahan pahaman adalah proses penularannya. Cara penularan utama virus ini yang sudah diketahui banyak orang adalah dari orang ke orang lain melalui tetesan atau percikan dari pernapasan, bersin atau batuk (droplet infection). Beberapa bagian percikan ini akan mendarat di permukaan bahan-bahan atau barang-barang dan bertahan beberapa lama bahkan beberapa hari. Beberapa bagian lagi karena ukurannya yang kecil akan tetap melayang di udara selama beberapa jam. Beberapa bagian lagi mungkin terbawa oleh orang lain disekitar  tanpa terlihat dan bisa memulai proses penularannya. Tetesan bisa mencapai sekitar satu hingga dua meter. Ini adalah alasan mengapa jarak social minimal satu meter.

Namun jika batuk sangat kuat, bersin atau tertawa keras percikan bisan mencapai tiga setengah meter. Oleh Karen aitu kita perlu menghentikan penyebaran percikan-percikan dari orang-orang yang sedang sakit, untuk dapat menghentikan penyebaran virus ini. Namun tidak semua orang yang mengandung virus secara fisik terlihat sakit. Beberapa diantaranya hanya pembawa atau carier, mereka tidak menunjukkan gejala-gejala sakit. Beberapa lagi, baru sakit bebrapa hari setelah melewati masa inkubasi.

Apa itu masa inkubasi? Masa inkubasi adalah waktu dari ketika virus memasuki tubuh sampai orang itu bermanifestasi dengan tanda-tanda dan gejala. Masa inkubasi ini berkisar dari satu hingga 12 hari, tetapi untuk keseragaman ditentukan 14 hari. Masa sakit berkisar tujuh hingga empat belas hari, mungkin bisa sampai 20 hari atau lebih lama lagi.  Jadi perjalanan penyakit ini rata-rata berjalan kurang lebih  satu bulan.

Waktu perjalanan penyakit ini perlu diketahui, supaya kita bisa memperkirakan waktu untuk mengisolasi diri. Ini penting karena kita tidak bisa mengetahui orang-orang disekitar kita  siapakah yang sedang benar-benar sehat, atau siapakah yang mungkin sedang membawa virus kecuali mereka yang sudah dinyatakan positif. Namun untuk mengetahui betul bahwa seseorang positif tentu memerlukan waktu yang lama.

Jadi dengan cara penyebaran seperti itu sangat sulit untuk mengontrol penyebaran virus ini.satu-satunya cara yang bisa kita lakukan adalah menghindarinya. Masker adalah satu-satunya cara yang bisa digunakan. Bukan melindungi diri dari virus, tetapi melindungi percikan orang-orang yang sedang membawa virus. Saat ini masker sulit ditemukan dipasaran. Jika tidak ada masker, gunakan apapun yang dapat melindungi, mungkin saputangan, handuk, kerudung atau apapun yang dapat menahan percikan agar tidak keluar.

Dari mana seseorang dapat terinfeksi virus? Kemungkinan terbesar adalah dari seseorang yang telah terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala, kemudian meninggalkan tetesan atau percikan pada suatu tempat hingga berpindah ke orang yang sehat. Virus hanya bertahan hidup didalam tubuh inang (manusia atau hewan). Jika berada  diluar tubuh inang dia akan mati dalam beberapa saat. Namun jika masuk ke dalam tubuh Dia bisa berkembang, dan ini terjadi terus menerus.

Semua orang bisa terinfeksi virus ini. Sebagian bisa diselamatkan, namun sebagian lagi tidak akan bisa bertahan. Siapa yang akan meninggal dan siapa yang akan sembuh kita tahu. Kita juga tidak tahu siapa orang disekitar kita yang sedang membawa virus. Jadi kita perlu hati-hati dan waspada. Kita harus berasumsi bahwa setiap orang terinfeksi dan membawa virus. Jadi kita harus tetap melindungi dengan masker.

Jika setiap orang, minimal orang-orang yang tinggal di kota bogor menggunakan masker jumlah yang tertular akan turun secara signifikan. Dampaknya adalah sistem pelayanan kesehatan, Rumah sakit yang merawat pasien-pasien covid-19 tidak lagi kewalahan dan dapat mengelola kasus dengan lebih mudah dibandingkan dengan sebelumnya. Penurunan kasus ini pada akhirnya dapat menghentikan virus secara alamiah.

Jika ini dapat dilakukan kita mendapatkan banyak kemanfaatan , diantaranya adalah penghematan yang luar bisa dari pengeluaran obat dan alat-alat kesehatan lainnya, yang tentu harganya sangat mahal. Hal baik lain yang bisa kita peroleh adalah minimalnya efek samping penggunaan obat.

Belajar dari sejarah, pandemi yang kurang lebih sama terjadi tahun 1918 yaitu pandemic flu spanyol, dimana berjuta-juta orang meninggal karenanya.  Pada perjalanan pandemic itu baru disadari perlunya penggunaan masker setelah akhir-akhir masa pandemi, setelah berjuta-juta orang meninggal. Pada saat itu orang dipaksa menggunakan masker bahkan dibawah todongan senjata. Sejak itulah masalah bisa dikendalikan. Belajar dari peristiwa itu, tidak berlebihan jika mulai saat ini semua orang harus menggunakan masker. Pilihannya adalah menggunakan masker atau menunggu semua orang terinfeksi. Jika pilihan kedua yang pilih, bisa dibayangkan berapa juta (di Indonesia saja) yang akan dikuburkan tanpa diantar keluarga. Berapa yang di Jawa Barat? Berapa yang di Bogor?

Jadi, bukankah mencegah lebih baik dari mengobati? Mari kita mulai menggunakan masker daripada menunggu lebih banyak orang terinfeksi. (adv/bdn)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here