Friday, 19 April 2024
HomeBeritaLanggar Aturan Lockdown, 18 Warga Ditembak Mati di Negara Ini

Langgar Aturan Lockdown, 18 Warga Ditembak Mati di Negara Ini

BOGORDAILY.net – Pandemi Korona benar-benar membuat dunia tak berdaya. Aturan di beberapa negara justru diikuti dengan aturan yang di luar nalar.

Di negeri ini, warga yang melanggar aturan ditembak mati, sudah 18 orang ditembak mati.

Negara itu adalah, Nigeria, negara ini sangat tegas dalam menerapkan aturan .

Bukan hukuman penjara bagi yang melanggar di tengah pandemi Covid-19, tapi langsung ditembak mati.

Penegak hukum Nigeria telah menewaskan 18 orang dalam 2 minggu saat menegakkan , untuk menghentikan penyebaran Virus Corona atau Covid-19.

Keterangan itu disampaikan oleh Komisi Hak Asasi Manusia Nasional (NHRC), Rabu (15/4/2020).

NHRC yang merupakan badan independen mengatakan dalam sebuah pernyataan, telah ada “8 insiden pembunuhan di luar proses hukum yang menyebabkan 18 kematian” antara 30 Maret dan 13 April.

Dikatakan, pembunuhan itu dilakukan oleh Lembaga Pemasyarakatan (LP) Nigeria, kepolisian, dan tentara.

Menanggapi hal itu, seorang juru bicara Badan Pemasyarakatan Nigeria mengatakan 4 narapidana tewas setelah kerusuhan terjadi yang membuat sejumlah tahanan dan staf dirawat di rumah sakit.

Namun laporan komisi hak asasi menuding 8 orang yang tewas.

Dikutip dari Reuters, Kepolisian Nigeria dan Angkatan Darat Nigeria tidak menanggapi panggilan telepon untuk mengomentari pernyataan NHRC.

Pernyataan itu berbunyi, “agen penegak hukum mengeksekusi 18 orang di luar hukum dengan alasan penegakan hukum” terkait dengan tindakan .

Nigeria awalnya dijadwalkan selama 14 hari mulai 30 Maret di pusat komersial selatan Lagos, Ogun, dan ibu kota Abuja.

Pada Ahad atau Minggu (12/4/2020) peraturan diperpanjang selama 2 pekan, dan meliputi daerah lain seperti pusat perekonomian Kano.

“Laporan mencatat bahwa sebagian besar pelanggaran yang terlihat selama periode tersebut muncul akibat dari penggunaan kekuatan yang berlebihan atau tidak proporsional, penyalahgunaan kekuasaan, korupsi dan ketidakpatuhan terhadap hukum nasional dan internasional, praktik terbaik dan aturan keterlibatan,” kata pernyataan NHRC tersebut.

NHRC mengatakan telah menerima 105 pengaduan dugaan pelanggaran hak asasi manusia dalam 2 minggu pertama .

Polisi dan militer Nigeria telah berulang kali dituduh oleh para pembela hak asasi, telah menggunakan kekuatan berlebihan.

Namun tudingan tersebut terus dibantah dan menolak disalahkan.

Tahun lalu pelapor khusus PBB tentang pembunuhan di luar pengadilan juga menuduh pasukan keamanan Nigeria menggunakan kekuatan berlebihan. Polisi dan militer tidak menanggapi tuduhan itu.

Seorang pria di Nigeria ditembak mati karena melancarkan protes aturan untuk mencegah penyebaran Virus Corona.

Keterangan itu disampaikan seorang polisi dan anggota parlemen pada Jumat (3/4/2020).

Nigeria mengumumkan serangkaian upaya dalam menangani pandemi Virus Corona, termasuk melakukan kota-kota besar.

Negara Afrika tersebut telah mengumumkan 184 kasus infeksi, dengan 2 korban meninggal dunia.

Joseph Pessu, warga kota minyak Warri di selatan negara bagian Delta, tewas ditembak seorang tentara yang dikerahkan untuk menegakkan .

“Insiden itu terjadi kemarin saat para pemuda melancarkan protes,” kata juru bicara kepolisian negara bagian Onome Onowakpoyeya kepada jurnalis AFP.

Para pemuda yang memprotes menyalakan api di jalanan, dan coba ditenangkan oleh polisi.

Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (2/4/2020) malam, anggota parlemen yang mewakili daerah tersebut mengecam insiden itu dan menyerukan agar pelaku penembakan dituntut.

“Mereka yang diberi wewenang untuk membawa senjata dalam membela negara harus memahami bahwa mereka punya tanggung jawab, terutama nyawa manusia yang sangat berharga,” kata senator Ovie Omo-Agege.

Dia juga mengatakan telah mendengar bahwa tentara sudah menangkap prajurit yang menembak Pessu.

Senator langsung menyerukan penyelidikan menyeluruh dan hukuman bagi siapa pun yang bertanggung jawab.

Sementara itu, asosiasi jurnalis negara mengatakan, beberapa wartawan diserang karena mereka meliput dampak Virus Corona pada orang-orang di negara bagian tersebut.

“Para jurnalis diserang oleh anggota satgas yang memantau tingkat kepatuhan terhadap instruksi untuk tetap di rumah. Ini biadab, jahat, primitif, dan menggelikan,” katanya menyampaikan.

Lockdown atau karantina wilayah adalah penerapan karantina terhadap suatu daerah atau wilayah tertentu dalam rangka mencegah perpindahan orang, baik masuk maupun keluar wilayah tersebut, untuk tujuan tertentu yang mendesak.

Kebijakan karantina wilayah ditetapkan oleh sebuah negara yang mengalami keadaan darurat seperti perang atau wabah penyakit menular.

Istilah ini banyak dikenal akibat adanya pandemi penyakit koronavirus 2019 ( Covid-19 ) yang tersebar secara masif di berbagai negara.(*/bdn)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here