Thursday, 28 November 2024
HomeBeritaMengenang Sri Wahyuhudi Aktivis Prodem Bogor yang Menepi di Ujung Sepi

Mengenang Sri Wahyuhudi Aktivis Prodem Bogor yang Menepi di Ujung Sepi

BOGOR DAILY- ” Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan”. Kata-kata itu masih terngiang  di telinga. Sebuah pernyataan yang dilontarkan almarhum Sri Wahyuhudi-aktivis pro demokrasi yang Jumat (17/4) lalu telah kembali ke pangkuan Ilahi.

Yudi, begitu sapaan akrab Sri Wahyubudi.  Ia dikenal sebagai sosok yang kritis juga pantang menyerah. Saat muda, ia selalu memperjuangkan nasib rakyat cilik. Termasuk melakukan pendampingan untuk petani.

Ia juga totalitas dalam berjuang.  Di Bogor ia pernah tergabung di Front Pemuda Penegak Hak Rakyat (FPPHR).Ia punya totalitas yang teruji dalam memperjuangkan hak kaum menengah ke bawah. Sampai-sampai, saat masih mengenyam pendidikan di bangku kuliah di Universitas Pakuan, ia rela meninggalkan studinya demi mendampingi para buruh tani yang semasa orde baru berkuasa.

Di mata kawan-kawannya ia dikenal sebagai seorang yang punya kepedulian tinggi. Humoris, tapi tetap menunjukan sikap garang melawan aparat saat gelaran unjuk rasa semasa Soeharto berkuasa.

“Selamat jalan kawan. Kami merasa kehilangan. Semoga Allah SWT membalas kebaikanmu, dan mendapat tempat yang layak di Sisi NYA ” ucap Herlan Artono, sahabat karibnya sesama aktivis pro demokrasi.

Tak ada yang menyangka, Yudi pergi lebih dulu. Meninggalkan hingar bingar kehidupan dunia. Yudi si pembela kaum buruh. Dari mulai buruh tani di Majalengka, Cijayanti, Rancamaya, dan masih banyak lagi.  ” Semoga almarhum mendapat balasan yang baik dari Allah SWT. Amien,” ucap Herlan.

Ucapan dukacita juga datang dari Eks Aktivis Land Reform, Eko S Dananjaya yang tinggal di Semarang. Penuturannya disampaikan lewat  laman facebook.

“Tahun 1991 saya bertemu Yudi. Dalam perjalanan waktu, saya sering pergi ke Bogor, karena diajak teman2 Bogor ikut mengorganisir sengketa tanah di Desa Pacet, Cibodas, Cipanas, Cianjur Jawa Barat. Dari sana kami kemudian sering bertemu dengan Yudi dan teman-teman aktivis Bogor. Bahkan, saya sebagai aktivis dari Yogya kemudian mbelandang sesuai naluri aktifitas. Teman teman Bogor sangat egaliter dan wellcome kepada para aktivis dari manapun untuk singgah di Bogor . Di Bogor hampir dikata tak ada konflik antar aktivis. Mereka berpikir, bekerja dan mengorganisir para petani, buruh dan sebagainya (red. Era Soeharto berkuasa). Tak ada waktu untuk berseteru sesama teman . Itulah ciri khas aktivis dari Bogor . Waktunya habis buat mengawal perjuangan rakyat tertindas,” tulis Eko mengenang Yudi.

Rasa duka mendalam juga dirasakan rekan sejawat almarhum.Salah satunya  Devi Tiolan yang sudah dianggap seperti adik oleh almarhum. Devi adalah salah satu aktivis perempuan yang memang begitu dekat dengan almarhum. Baik sebagai tetangga saat tinggal di kawasan perumahan Cimanggu Bharata Kota Bogor, maupun saat masih aktif dalam melakukan perjuangan

“Sampaikan salam ku untuk istri dan anaknya ya. ,” ungkap Devi sambil terus meneteskan air mata.

“Aku berkewajiban untuk merawat dan membantu kedua anak almarhum minimal menuntaskan sekolah nya,” sambung Devi, yang tak sanggup untuk sementara waktu datang ke rumah duka.

Yudi kini telah memilih jalan sepi, di kaki gunung Salak,  Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor.  Ia pergi  meninggalkan seorang istri dan dua anak perempuan. Anak pertamanya sudah lulus SLTA dan sudah bekerja. Sedangkan,  anak kedua akan memasuki SLTP.

“Tugasmu di dunia sudah selesai, tinggal kami yang akan melanjutkan perjuangan itu,” tegas Dedi Ekadibrata.

Sekadar diketahui, sebelum meninggal Yudi sempat melanglang buana di kapal pesiar. Menjelajahi negara Eropa sampai akhirnya ia melepas pekerjaan itu demi mengabdi sebagai seorang guru di Kabupaten Bogor.

Yudi juga sambil menyambi berdagang kue basah untuk dipasok ke kantin rumah sakit, sekolah dan memenuhi permintaan sejumlah instansi.

Sejak menikah, Yudi memilih meninggalkan pekerjaannya melaut. Ia menekuni usahanya sambil menjadi seorang guru. ” Gua tetap ingin jadi orang merdeka, kalaupun berpolitik sudahlah, Gua nggak pernah tertarik ,” ungkap Yudi kala masih hidup.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here