Oleh: Hj. Ade Yasin, SH, MH
(Bupati Bogor/Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor)
Sebanyak 4 orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 di Kabupaten Bogor terkonfirmasi meninggal dunia. Ini data Tim Gugus Tugas Covid-19 hingga Selasa (28/4/2020) malam.
Keempat PDP yang meninggal dunia ini berasal dari 4 kecamatan yang berbeda. Adalah laki-laki usia 30 tahun asal Cibungbulang, laki-laki usia 16 tahun asal Cigudeg, laki-laki usia 30 tahun asal Jasinga dan perempuan usia 20 tahun asal Kecamatan Klapanunggal.
Jumlah total PDP yang meninggal dunia di Kabupaten Bogor berada di angka 22 orang dari total 985 kasus PDP. Sementara angka korban meninggal dari kasus pasien positif terdata 11 kasus, sembuh 12 kasus, dari total 113 kasus positif Covid-19.
Rasio kematian akibat kasus corona di Indonesia memang masih sangat tinggi dibanding rata-rata dunia. Data yang diperoleh, Indonesia yang positif 9.511 kasus, kematiannya sudah tembus 773 orang. Atau secara statistik sama dengan 84 kematian per 1000 kasus. Ini berbanding terbalik dengan negara-negara tetangganya.
Singapura yang memiliki kasus corona tertinggi di ASEAN tapi sukses menekan angka kematian. Sampai informasi ini ditulis, hanya terdapat 14 kematian dari 14 ribu kasus yang terjadi di Singapura.
Secara statistik, angka kematian di Singapura adalah 0,85 kematian per 1000 kasus. Sementara Malaysia 17 kematian per 1000 kasus, dan Indonesia paling tinggi yakni 84 kematian per 1000 kasus. Sementara rata-rata statistik dunia adalah 70 kematian per 1000 kasus.
Kendati demikian, kita juga patut bersyukur bahwa jumlah kematian di Indonesia yang mencapai 773 orang per hari Selasa (28/04/2020), merupakan yang terendah sejak 20 April 2020, dengan penambahan 8 kasus meninggal dunia dan diiringi jumlah pasien sembuh yang melonjak.
Adapun jumlah pasien yang sembuh mencapai 1.254 orang, meningkat 103 orang dibandingkan dengan sehari sebelumnya.
Kita semua tentu berharap kasus pandemi Covid-19 di seluruh tanah air akan segera selesai. Sebagaimana prediksi Tim Gugus Tugas Covid-19 secara nasional yakni pada Juli mendatang masyarakat Indonesia sudah bisa kembali hidup normal.
Tapi prediksi itu bukan berupa “cek kosong”. Kita semua harus bisa bekerja lebih keras lagi. Semua elemen masyarakat khususnya di Kabupaten Bogor harus lebih patuh, lebih disiplin, dan aparat bisa lebih tegas agar pada Juni kita mampu menurunkan kasus COVID, sehingga Juli diharapkan bisa mengawali hidup normal kembali.
Kami juga berharap penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kabupaten Bogor tahap dua akan lebih baik lagi. Tidak seperti PSBB tahap pertama. Kami mencatat hanya 30 persen masyarakat yang benar-benar patuh atas anjuran pemerintah. Itu karena masih banyak warga Bogor melakukan mobilisasi ke Jakarta yang notabene sebagai epicentrum penyebaran Covid-19.
Kabupaten Bogor sendiri telah menetapkan 61 titik pemantauan, 17 di antaranya difokuskan untuk dijaga selama 24 jam. Dan titik rawan itu bertambah 13 setelah PSBB diterapkan. Sebab masih banyak pergerakan pekerja yang ke Jakarta.
Kami juga sudah mengupayakan dengan meminta operasi KRL diberhentikan sementara selama PSBB. Bersama Kota Bogor, Kota dan Kabupaten Bekasi dan Tangerang Selatan, kami mengajukan surat. Namun ditolak. Padahal, tranportasi kereta sangat rentan sebagai tempat penyebaran virus Corona.
Oleh karena itu, PSBB tahap dua ini harus terintegrasi dengan Jakarta. Kami tidak ingin lagi warga Bogor yang masih banyak bekerja di Jakarta. Kantor atau pabrik di luar sektor yang dibolehkan, kami minta untuk ditutup selama PSBB tahap dua berlangsung. (*)