Saturday, 20 April 2024
HomeBeritaElly Yasin Ingatkan BUMN Jangan Tergantung Bahan Baku Impor

Elly Yasin Ingatkan BUMN Jangan Tergantung Bahan Baku Impor

BOGORDAILY.net – anggota Komisi VI DPR, kembali bersuara lantang. Dia mempersoalkan ketergantungan industri farmasi nasional terhadap bahan baku impor.

Menurut data yang ada, farmasi sekitar 95 persen bahan bakunya impor dari China sebesar 60-70 persen dan 30-40 persen berasal dari India dan negara lain.

“Dalam masa darurat Covid-19, ketika pemerintah telah mempermudah untuk importasi bahan baku obat-obatan, alat kesehatan dan sejenisnya. Artinya, bahan baku farmasi, anti virus, vitamin, alat kesehatan dan sejenisnya yang impor akan membanjiri Indonesia. Selain oleh pihak swasta, importasi juga telah direncanakan oleh BUMN farmasi seperti Kimia Farma, Bio Farma, Indofarma dan Phapros,” kata Elly.

Elly menilai menjadi suatu persoalan ketika, industri farmasi dalam negeri bergatung pada pasokan bahan baku impor. Apalagi, saat ini China dan India juga menghadapi tingginya tuntutan kebutuhan obat-obatan rakyatnya.

“Kekayaan alam di dalam negeri untuk obat-obatan sesungguhnya berlimpah,” ujarnya.

Elly mengatakan, industri farmasi harus berani berinovasi dan memasarkan bio teknologi dan herbal asli Indonesia. Kalau tetap mengandalkan bahan baku impor maka akan kembali bergantung oleh pasokan negara lain.

“Tetap saja tidak akan tercipta kemandirian bahan baku farmasi. Apalagi di saat kebutuhan obat di dunia yang kini membumbung tinggi. Maka, pemanfaatan bahan baku lokal merupakan langkah tepat,” katanya.

Anggota DPR dari Fraksi PPP itu melanjutkan devisa negara akan bertambah ketika industri farmasi nusantara tidak lagi bergantung pada bahan-bahan kimia impor. Penggunaan bahan baku lokal juga akan merangsang pertumbuhan ekonomi nasional.

“Pelaku industri farmasi dan investor juga harus diarahkan membangun pabrik pengolahan bahan baku farmasi di Indonesia sehingga biaya produksi farmasi bisa lebih efisien,” ujarnya.

Saat ini, tegas dia, justru merupakan momentum bagi industri farmasi nasional untuk bangkit. Dia mengungkapkan sektor farmasi merupakan salah satu industri nonmigas yang justru bisa menjadi target pertumbuhan industri dalam negeri.

“Di saat sekian bulan industri manufaktur dan usaha kecil menengah tengah terdampak Covid-19,” ujarnya.

Dia berharap BUMN farmasi lebih memaksimalkan penggunaan bahan baku dari kekayaan alam Indonesia. Jika mengandalkan impor dalam situasi sulit seperti saat ini dikhawatirkan mengganggu proses produksi farmasi.

“Berdasarkan laporan masyarakat yang ada, di beberapa daerah masih dirasakan kesulitan memperoleh masker, vitamin C, alkohol, hand sanitizer dan sejenisnya,” tutur anggota DPR dari Dapil Jawa Barat V atau Kabupaten Bogor tersebut.(*/bdn)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here