Saturday, 4 May 2024
HomeBeritaHadapi COVID-19 Ketua MPR Sebut Pancasila Bisa Jadi Senjata Pamungkas

Hadapi COVID-19 Ketua MPR Sebut Pancasila Bisa Jadi Senjata Pamungkas

BOGORDAILY – Ketua Bambang Soesatyo menilai Indonesia telah menunjukkan kepada dunia bahwa ideologi Pancasila yang bersarikan gotong royong, mampu menjadi senjata pamungkas menghadapi pandemi COVID-19. Hal itu terlihat dari sigapnya masyarakat menggalang donasi, memberikan bantuan, hingga menyiapkan tempat karantina secara mandiri di lingkungan RT/RW setempat.

“Di tengah ketidakakuratan dan simpang siur data penerima bantuan sosial yang menyebabkan lambatnya bantuan dari pemerintah turun ke lapangan, masyarakat justru sudah terlebih dahulu menggalang donasi. Memanfaatkan berbagai platform digital, donasi yang terkumpul jika ditotal mencapai ratusan miliar rupiah. Disadari atau tidak, sikap gotong royong tersebut menandakan bahwa spirit Pancasila masih mengalir deras dalam setiap aliran darah anak bangsa,” ujar Bamsoet dalam keterangannya, Selasa (2/6/2020).

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini mengungkapkan ideologi Pancasila dengan spirit ekonomi kerakyatan juga terbukti mampu menguatkan tiang perekonomian nasional sehingga tak mudah rapuh diterjang berbagai badai. Terbukti sejak diterpa krisis global 2008 dan kini pandemi COVID-19, Indonesia terdampak namun perekonomian tak sampai babak belur.

“Riset terbaru Morgan Stanley memperlihatkan bahwa Indonesia termasuk kelompok negara kedua, setelah Tiongkok, yang perekonomiannya akan cepat pulih ke kondisi pra-COVID-19. Kemampuan Pancasila yang selalu terbukti mampu menjaga bangsa ini dari berbagai badai, membuat berbagai ideologi transnasional lainnya tak akan bisa hidup di Tanah Air tercinta,” ungkapnya.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan kuatnya spirit gotong royong itu jugalah yang menempatkan Indonesia di posisi pertama sebagai negara paling dermawan se-Dunia berdasarkan survei Charities Aid Foundation (CAF), sebuah lembaga amal berbasis di Inggris.

“Melalui tiga aspek kebaikan yang dijadikan sebagai indikator, yakni membantu orang yang tidak dikenal, memberi sumbangan, dan menjadi relawan, Indonesia memperoleh skor 59. Disusul kemudian oleh Australia, Selandia Baru, Amerika, dan Irlandia. Ini sangat membanggakan,” pungkas Bamsoet.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here