Saturday, 20 April 2024
HomeBeritaHJB ke 538 Dirayakan Virtual

HJB ke 538 Dirayakan Virtual

BOGOR DAILY- Hari ini (Rabu, 3/6) adalah Hari Ulang Tahun atau Hari Jadi Bogor () ke-538. Namun, tak ada pesta seperti biasanya saban tahun diselenggarakan memperingatinya. Kali ini. Pemerintah Jawa Barat menggelar peringatan melalui rapat paripurna secara virtual.

Hari ini, Bupati Bogor Ade Yasin bersama forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) melaksanakan rapat paripurna di Gadung DPRD , dengan peserta terbatas. Sementara perangkat lainnya hanya diperkenankan ikut serta secara virtual.

“Ada sebagian yang menghadiri paripurna secara daring. Ya kan masih PSBB (pembatasan sosial berskala besar),” ujar Bupati Bogor Ade Yasin, di Pendopo Cibinong , Selasa (3/6).

Ade Yasin yang juga Ketua Gugus Percepatan Penanganan COVID-19 itu, menyebutkan bahwa acara peringatan HJB ke-538 di ini juga akan diisi kegiatan doa bersama dengan menghadirkan ulama kondang, Yusuf Mansur. Ini juga tidak dilangsungkan dengan mengundang warga ke lokasi.

“Memang tidak akan mengundang masyarakat ke lokasi. Tapi warga bisa menyaksikan tasyakuran ditambah tausiah dari Ustaz Yusuf Mansur secara daring melalui live streaming dan aplikasi Zoom Meeting,” terangnya.

Kali ini, Hari Jadi Bogor dinilai sebagai momentum mempererat solidaritas berbagai elemen masyarakat di Bogor, khususnya dalam memutus mata rantai penularan covid-19.

23 Desa

Sementara, terkait penyebaran covid-19 di wilayah ini, Badan Informasi Geospasial (BIG) mencatat ada 23 desa di yang memiliki risiko tinggi penularan virus corona baru ini. Kesemuanya juga berpotensi menjadi pusat konsentrasi atau episenter penularan.

Ke-23 desa itu merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan wilayah lain yang ada di .

“Berdasar derajat kepadatan yang menunjukkan tingkat konsentrasi kejadian dapat dikatakan bahwa penduduk di desa tersebut mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi daripada wilayah lain,” kata Kepala Bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim BIG, Ferrari Pinem dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/6).

Dirincikan, 23 desa itu tersebar di enam kecamatan. Pertama, Kecamatan Gunung Putri sebanyak lima desa, yakni Bojong Kulur, Ciangsana, Cikeas Udik, Nagrak, dan Wanaherang. Kedua, Kecamatan Cileungsi sebanyak lima desa, yaitu Desa Cileungsi, Cileungsi Kidul, Limusnunggal, Pasir Angin, dan Cipenjo.

Ketiga, Kecamatan Cibinong sebanyak lima desa, yaitu Pabuaran, Harapan Jaya, Pondok Rajeg, Ciriung, dan Ciri Mekar. Keempat, Kecamatan Bojonggede sebanyak enam desa yaitu Desa Bojong Gede, Bojong Baru, Rawa Panjang, Pabuaran, Susukan, dan Raga Jaya.

Ada jugaKecamatan Tajurhalang satu desa, yaitu Kali Suren. Keenam, Kecamatan Kemang, juga satu desa, yakni Desa Tegal.

Dia menjelaskan, potensi dengan kepadatan penduduk di desa-desa itu dibuktikan dengan data titik konsentrasi kejadian berada pada desa atau kelurahan yang sebagian besar memiliki kepadatan penduduk lebih dari 100 jiwa per hektar. “Dengan kata lain potensi risiko masih tinggi karena epicenter berada pada wilayah dengan kecamatan yang padat penduduk,” kata Ferrari.

Dari peta yang ada juga menyimpulkan bahwa wilayah yang menjadi konsentrasi kejadian positif corona adalah wilayah yang berasosiasi dengan akses transportasi utama wilayah Bogor – DKI Jakarta. Akses utama tersebut meliputi jalur kereta rel listrik (KRL), jalan arteri (Jl. Raya Jakarta-Bogor), maupun jalan tol (Jagorawi).

Dia menyarankan kepada Pemerintah agar memprioritaskan 23 desa tersebut untuk mengimplementasikan protokol kesehatan secara maksimal, jika berencana menerapkan new normal atau kelaziman baru.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here