Saturday, 11 May 2024
HomeBeritaMufti Anam: Dengan Protokol Kesehatan New Normal Pesantren Dijalankan

Mufti Anam: Dengan Protokol Kesehatan New Normal Pesantren Dijalankan

BOGORDAILY – Anggota DPR RI Mufti Anam mendukung pembelajaran di lingkungan pesantren. Sejumlah ponpes saat ini sudah bersiap menerapkan protokol kesehatan yang ketat sebagai syarat dimulainya pembelajaran di salah satu model lembaga pendidikan tertua di Indonesia tersebut.

“Ponpes itu punya karakteristik tersendiri ya, ada yang khas, beda dengan lembaga Pendidikan umum. Ini kebetulan karena di daerah pemilihan saya, Pasuruan dan Probolinggo, memang basis pesantren. Mereka sudah siap-siap, ada yang bikin konsep Pesantren Tangguh dan sebagainya,” ujar Mufti Anam, Jumat (12/6/2020).

Mufti menyatakan hal itu menanggapi kritikan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang mengusulkan untuk menunda pelaksanaan pembelajaran di pesantren.

“Masukannya adalah pesantren, madrasah, sekolah itu sama. Jadi, kalau ditetapkan nanti (belajar tatap muka), ya, nanti. Karena siapa sih yang bisa menjamin? Itu kan nggak ada yang bisa menjamin bahwa itu protokol kesehatan bisa dijaga dengan ketat. Mereka nanti piring makan bersama, bercanda bersama, tidur bersama,” kata Ketua Umum PB PGRI, Unifaf Rosyidi, Kamis (11/6/2020) kemarin.

“Mungkin teman-teman pengurus PGRI belum melihat detil berbagai regulasi yang diterbitkan mulai dari Kemenag, pemerintah provinsi, hingga kabupaten/kota terkait pesantren. Di sana sudah disebutkan detil soal protokol, bahkan diatur soal piring segala,” ujar Mufti.

Mufti mengatakan, saat ini semua gotong royong membantu pesantren. Pemprov Jatim membantu APD, pemeriksaan kesehatan, vitamin, hingga infrastruktur sanitasi. Demikian pula pemkab/pemkot ada yang bikin program insentif santri untuk bekal kembali mondok hingga rapid test. Persiapan dimulainya pembelajaran dikawal dinas kesehatan dan Puskesmas setempat. Sehingga semua langkah telah dilakukan secara sinergis.

“Kami sendiri kemarin memfasilitasi simulasi di pesantren di Probolinggo dengan rapid test masal, hand sanitizer, APD, masker, dan sebagainya,” ujar politisi PDI Perjuangan tersebut.

Dia juga menambahkan, protokol kesehatan telah disiapkan sebelum memulai pesantren. Misalnya, santri datang tidak langsung dimulai pembelajaran, melainkan dikarantina selama 14 hari. Kedatangan santri juga telah disusun secara bertahap. Sebelum datang, mereka diperiksa kesehatan. Sebagian santri juga memeriksakan diri dengan rapid test.

“Kemudian dengan sistem yang ketat, sekarang pesantren siap membatasi kunjungan dari luar. Sehingga ketika santri yang di dalam lingkungan pondok sudah sehat, dia Insya Allah akan terlindungi karena interaksinya dibatasi,” ujar Mufti yang juga pernah mondok di sejumlah pesantren.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here