BOGOR DAILY – Setelah beralih dari ke pemimpinan lama ke baru, PT. Prayoga Pertambangan Energi (PPE) mulai kembali beroperasi dalam memproduksi Aspalt Mixing Plant (AMP) dan Quarry di wilayah Sentul, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor.
Hal tersebut mendapatkan pujian dari Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, H. Ruhyat Nugraha.
Politisi PPP ini berharap, dengan kepemimpinan baru saat ini, semoga PPE bisa berjalan dan tentunya memberikan dampak positif untuk Pemkab Bogor.
“Saya berharap semoga berjalan dengan baik, dan tentunya mendapatkan nilai lebih bagi Pemkab Bogor dari segi pendapatan,” singkatnya, Senin (29/6/2020).
Sebelumnya, Bupati Bogor, Ade Yasin meminta, kepada direktur yang baru agar membuktikan terlebih dahulu produksi di bidang AMP dan Quarry ini. Karena, sampai saat ini Pemkab Bogor enggan memberikan modal terlebih dahulu.
“Buktikan dulu, jika bisa menghasilkan kita akan bahas, kita ingin buktinya dulu, mudah-mudahan tidak minta dan bisa jalan sendiri. Kalau perusahaan ini bisa stabil dan jalan terutama bisa juga berkontribusi kepada PAD, itu udah OK,” ujarnya, saat mengunjungi perusahaan milik daerah itu, Senin (29/6/2020).
Ade Yasin mengapresiasi kepada direktur PT. PPE yang baru yaitu Agus Setiawan, telah membuktikan dan mulai memproduksi tentunya bisa bersaing dengan pengusaha lain.
“Kenapa saya bilang orang gak waras ?, bayangkan saja orang masuk ke sini (PPE) gak ada modal atau nol rupiah, sehingga dijalankan sendiri berbagai upaya sehingga bisa jalan kembali. Jangan ragu lagi untuk memesan ke sini (PPE) baik dari kabupaten atau kota di sekitaran Jawa Barat. Karena perusahaan ini dari jatuh kali ini sudah berdiri kembali,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur PT. PPE, Agus Setiawan mengatakan, dalam satu Minggu ini pihaknya baru mendapatkan order dari perusahaan luar sebanyak 300 ton.
Menurutnya setelah berganti kepengurusan, kali ini PPE baru bisa melakukan produksi dalam satu hari sebanyak 20 ton.
“Nanti kita juga punya produksi Quarry baru setelah izinnya keluar, rencana maksimal produksi pertama blacking 10 ribu ton,” katanya.
Agus menargetkan produksi yang mulai beroperasi kembali ini bisa mengambil keuntungan sebesar Rp8 miliar sampai akhir tahun 2020. Karena, dirinya juga memprediksi bahwa pada bulan Juli nanti akan berdiri pabrik semen milik PPE.
“Dari awal saya tidak berfikir dikasih modal, saya berjalan dan akan membuktikan tanpa disuntik modal, uang yang saya sudah keluarkan sekitar 1 miliar itu uang pribadi, nanti ketika ada keuntungan sekitar 51 persen itu untuk daerah dan sisanya untuk kembali ke perusahaan,” tukasnya. (Andi).