Saturday, 27 April 2024
HomeBeritaPemprov Jabar Kehabisan Bahan Medis Tes PCR, Pengujian Spesimen Bisa Menurun

Pemprov Jabar Kehabisan Bahan Medis Tes PCR, Pengujian Spesimen Bisa Menurun

BOGORDAILY – Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 menghadapi kendala ketersediaan kelengkapan untuk uji spesimen metoda Swab tes dari alat Polymerase Chain Reaction (PCR). Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat (Jabar) Berli Hamdani mengklaim, kemampuan tes PCR yang di Jabar menempati kemampuan yang terbesar di Indonesia, dengan rataan jumlah 10 ribu. Namun, laboratorium jejaring kehabisan bahan medis bernama tip.

“Tip itu adalah ujung dari mikro pipet yang dipakai oleh petugas laboratorium untuk memisahkan, mengambil, dan meneteskan spesimen atau sediaan ke alat mesin pemeriksa,” kata dia, Selasa (14/7).

“Apabila tip ini tidak ada, maka mekanisasi tidak bisa dilakukan karena yang ada di kita dan banyak tersedia di pasaran itu ukurannya tidak tepat dan spesifikasi teknis lainnya tidak tepat untuk mekanisasi pemeriksaan PCR,” jelas pria yang menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Jabar itu.

Kondisi ini dialami pula oleh laboratorium di seluruh Indonesia. Untuk menjaga layanan pemeriksaan spesimen tidak terganggu, dalam beberapa hari ini pihaknya akan memaksimalkan kembali cara manual.

Hanya saja, hal ini akan berpengaruh pada kapasitas pemeriksaan PCR di Provinsi Jabar menurun meski dibebankan target untuk bisa memenuhi kriteria dari organisasi kesehatan dunia (WHO), yakni 1 tes per seribu penduduk per pekan.

“Mudah-mudahan dalam waktu dekat tip yang sudah kita pesan ke produsen itu bisa segera tiba karena ini pesannya di luar negeri dan diperkirakan akhir pekan ini baru tiba di indonesia,” katanya.

Selain itu, penanganan penyebaran Covid-19 di Secapa AD Kota Bandung dan Pusdikpom Kota Cimahi tetap berjalan meski sempat mendapat penolakan dari warga berkaitan dengan pengetesan.

Berli Hamdani mengatakan TNI angkatan darat kembali mengumumkan tes usap kedua. Dari jumlah 1.280 orang itu 165 personel dinyatakan sembuh atau negatif dari swab pertama.

“Artinya, tinggal 1.115 orang yang masih dalam pengawasan, pemantauan ataupun juga dalam perawatan,” kata dia.

Ia menyebut pengetesan sudah mulai dilakukan pada akhir pekan lalu dengan penyemprotan disinfektan oleh tim Satgas Covid-19. Pemerintah Kota Bandung pun sudah melaksanakan tes secara masif untuk wilayah sekitar. Di antaranya, rapid test terhadap 48 orang kemudian dilanjutkan dengan swab terhadap 28 orang.

Meski demikian, pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Jabar ini mengungkapkan ada sejumlah kendala yang dihadapi. Di antaranya, tidak semua masyarakat di sekitar lokasi bersedia melakukan tes.

Setelah pendekatan yang masif, maka tes akan kembali dilakukan pada Rabu (15/7/2020) hingga Jumat (17/7/2020) terhadap kurang lebih 600 masyarakat di sekitar institusi pendidikan kenegaraan tersebut.

Kemudian, pemantauan sekolah pendidikan baik militer maupun sekolah berbasis asrama lainnya akan menggunakan sistem pemantauan yang sudah berjalan menggunakan sistem surveilance (pemantauan) terpadu secara berjenjang. Di mulai dari tingkat pusat termasuk juga pimpinan institusi lembaga yang bersangkutan. Contohnya, Secapa berada di bawah tanggungjawab TNI.

“Internal dari institusi tersebut melakukan langkah-langkah pemantauan salah satunya adalah dengan melakukan pengukuran suhu, pemeriksaan kesehatan, dan lain-lain yang mungkin terjadi pada peserta didik,” kata dia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here