BOGORDAILY – Masyarakat akan diwajibkan memakai pakaian berlengan panjang atau jaket saat menaiki KRL. Pengguna KRL pun menganggap aturan ini tidak efektif.
“Nggak efektif. Kalau misalnya COVID itu kan katanya nyebar dari mulut, nggak pakai masker. Kita (pengguna KRL) sudah pakai masker. Kan yang bersentuhan itu telapak tangan, cuci tangan saja cukup,” kata pengguna KRL, Dimas (25), di Stasiun Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (20/7/2020).
Dimas mengaku sudah mengetahui kebijakan itu dari informasi di dalam KRL. Namun dia mengungkapkan, kebijakan pemakaian pakaian lengan panjang ini sedikit aneh. Meski begitu, Dimas mengaku akan tetap mengikuti aturan tersebut bila telah diterapkan.
Senada seperti Dimas, pengguna KRL lainnya, Roni (30) mengungkapkan kewajiban berpakaian lengan panjang atau jaket di dalam KRL tidak efektif. Menurutnya, memakai masker dan kacamata adalah yang terpenting untuk mencegah penularan COVID-19.
“Yang paling utama masker sama kacamata. Karena menurut saya drop lead itu apalagi isunya (virus Corona) bisa menular dari udara tuh, makanya menurut saya jangan menyentuh tangan sama muka saja,” ujar Roni.
Pengguna KRL, Ute (38) mengatakan pemakaian masker dan mencuci tangan sudah cukup. Ute mengaku tak setuju dengan kebijakan pemakaian lengan panjang di dalam KRL.
“Ya nggak (setuju) lah masa harus pakai lengan panjang. Mungkin kan nggak semua orang punya (pakaian lengan panjang),” jelas Ute.
“Satu Minggu ini kita lihat evaluasinya dan kami akan sampaikan beberapa masukan dari penumpang, masyarakat umum kepada pemerintah, nanti akan kita lihat bagaimana,” kata VP Corporate Communications PT KCI, Anne Purba, di Stasiun Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (20/7/2020).
Anne mengungkapkan kewajiban penggunaan lengan panjang untuk pengguna KRL diundur. Namun, Anne belum memberikan keterangan kapan pastinya aturan tersebut berlaku.
“Iya (kewajiban penumpang KRL memakai lengan panjang diundur). Jadi kita perpanjang sosialisasinya,” lanjutnya.