Thursday, 25 April 2024
HomeBeritaDINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA, DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BOGOR

DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA, DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BOGOR

Bogordaily.netDalam  upaya  memenuhi  kebutuhan  pangan, ketergantungan pangan dari luar negeri akan melemahkan ketahanan nasional yang mengakibatkan ketidakstabilan sosial, ekonomi, dan politik. Oleh karena itu, upaya peningkatan ketahanan pangan pada masa mendatang, baik pada tingkat nasional maupun rumah tangga harus menjadi perhatian utama dalam pembangunan pertanian. Kabupaten Bogor merupakan wilayah kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar di Jawa Barat yaitu sebanyak 5.965.410 jiwa dengan komposisi laki-laki 3.045.174 jiwa dan perempuan 2.920.236 jiwa (BPS, 2019). Selain itu, Kabupaten Bogor cukup potensial dalam pengembangan komoditas padi di Jawa Barat dengan lahan sawah seluas 47.265,94 Ha. Sebagian besar penduduk Kabupaten Bogor masih bergantung pada beras sebagai makanan pokok. Permintaan beras akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Untuk memenuhi kebutuhan beras dari produksi dalam daerah, Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (Distanhorbun) telah menetapkan sasaran produksi padi tahun 2020 sebesar 419.931 ton gabah kering giling (Distanhorbun, 2020). Strategi untuk mencapai target produksi tersebut diantaranya yaitu meningkatkan produktivitas, memperluas areal dan mengoptimalkan  penggunaan lahan di tengah maraknya alih fungsi lahan, diversifikasi pangan, serta meningkatkan manajemen kelembagaan. 

Masih terdapat kendala dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas beras yaitu serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) seperti penyakit blast, hawar daun bakteri, tungro, tikus, penggerek batang padi, dan wereng batang cokelat. Dinamika perkembangan dan serangan OPT di suatu daerah dapat disebabkan oleh dampak perubahan iklim. OPT menjadi salah satu masalah utama dalam budidaya padi, upaya alternatif pengendalian OPT yang cukup efektif selain penggunaan pestisida yaitu melalui penggunaan benih Varietas Unggul Baru (VUB). Penggunaan benih unggul yang diikuti pemupukan dan pengairan yang tepat memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas padi. Oleh karena itu, diperlukan strategi percepatan pengembangan penerapan VUB melalui langkah-langkah sebagai berikut : (1) peran pemerintah daerah dalam hal kebijakan atau peraturan daerah tentang peningkatan produksi padi, (2) penjaminan sumber permodalan usahatani, (3) jaminan penyediaan input terutama benih bermutu guna memperkuat kesinambungan ketersediaan benih, (4) jaminan pemasaran dan harga jual gabah petani melalui perbaikan manajemen distribusi benih agar benih yang dihasilkan penangkar dapat didistribusikan tepat waktu, (5) perbaikan infrastruktur pertanian berupa pengairan dan jalan usaha tani, (6) pengembangan kemitraan yang harmonis antar pemangku kepentingan baik for mal maup un informal seperti forum penangkar benih (7) optimalisasi teknologi informasi mengenai keunggulan benih, dan (8 ) melakukan reorientasi dan revitalisasi kelembagaan petani, dan penyuluhan dalam rangka penguatan kelembagaan benih di tingkat daerah. Upaya berbagai pihak sangat diperlukan untuk menyebarluaskan penggunaan varietas unggul dan menjamin ketersediaan benih  d i  ti ngkat  p e tani.

Pada tahun 2020, salah satu upaya Distanhorbun dalam mewujudkan strategi peningkatan produksi dan produktivitas padi di Kabupaten Bogor diimplementasikan dengan pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi tanaman pangan terutama padi (penangkaran benih padi ditunjukkan pada Gambar 1, pengembangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi, pengadaan sarana produksi) dan pengendalian hama terpadu padi. Metode pengembangan PTT diantaranya berupa pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) yang menekankan penggunaan VUB sebagai komponen teknologi dasar (Gambar 2).

Adapun bantuan yang diberikan melalui kegiatan-kegiatan tersebut antara lain benih padi varietas unggul, pupuk, pestisida, handsprayer, handtraktor, pompa air, kultivator, caplak, gasrok, dan gerakan pengendalian OPT di wilayah yang terserang hama penyakit tanaman (Gambar 3). Berbagai bantuan yang difasilitasi oleh Distanhorbun tersebut tersebar di Kecamatan Parung Panjang, Cigudeg, Sukajaya, Leuwiliang, Leuwisadeng, Nanggung, Cibungbulang, Pamijahan, Tenjolaya, Ciampea, Dramaga, Caringin, Cijeruk, Jonggol, Sukamakmur, Cariu, Tanjungsari, dan Klapanunggal

Salah satu hasil implementasi strategi peningkatan produksi dan produktivitas padi di Kabupaten Bogor tersebut diwujudkan melalui perayaan panen raya tanggal 04 Agustus 2020 di kelompok tani Jaya Mukti yang berlokasi di Kampung Serena Lebak Desa Sirnarasa Kecamatan Tanjungsari. Kelompok tani ini beranggotakan 52 petani dengan lahan seluas 32,30 Ha. Panen raya ini menghasilkan pencapaian yang baik dengan produktivitas hasil panen rata-rata sebesar 65,95 ku/ha, capaian ini diharapkan dapat memotivasi kelompok tani lainnya untuk lebih semangat dalam berusaha meningkatkan produksi pertanian di Kabupaten Bogor (Gambar 4).

    Penen raya dihadiri oleh Bupati Bogor Ade Yasin beserta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bogor. Bupati Bogor merasa senang dan bangga serta mengapresiasi pelaksanaan panen raya. “Alhamdulillah panennya berlimpah. Kita harus bangga punya produk beras lokal ‘Carita Makmur'. Semoga pengelolaan dan kualitas produknya terus meningkat. Hal ini merupakan upaya daerah untuk membangkitkan ekonomi atau kesejahteraan masyarakat di tengah pandemi. Pertanian bisa menjadi sektor untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional, khususnya di Kabupaten Bogor” Kata Bupati. 

Sementara Kepala Distanhorbun Kabupaten Bogor Ir. Siti Nurianty, MM menambahkan “Alhamdulillah ini menunjukkan bahwa sektor pertanian tidak terkena dampak pandemi, jadi petani tetap eksis sehingga ketersediaan beras di Kabupaten Bogor dapat terus terjamin” ucapnya. Distanhorbun akan terus mempertahankan, bahkan meningkatkan capaian produksi panen padi di Kabupaten Bogor.

Sedangkan upaya Distanhorbun untuk memitigasi resiko usahatani padi berupa perlindungan kepada petani jika terjadi gagal panen akibat bencana banjir, kekeringan, dan serangan OPT maupun untuk memberikan kepastian jaminan modal produksi periode tanam berikutnya yaitu melalui Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dengan sasaran AUTP pada tahun 2020 seluas 2.020 Ha (Gambar 5). Segala upaya tersebut menunjukkan besarnya perhatian pemerintah pusat maupun daerah dalam mendukung keberhasilan Pancakarsa Bogor Maju pada program pembangunan pertanian.

Pertanian di era industri 4.0 merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan. Upaya mewujudkan “petani millennial” pun kian digalakkan. Fenomena ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Distanhorbun dalam memajukan sektor pertanian khususnya di Kabupaten Bogor, melalui berbagai program mulai dari program peningkatan produksi dan produktivitas, program peningkatan nilai tambah tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan, program pengembangan teknologi pertanian, maupun program pengembangan SDM pertanian dan kelembagaan petani. Seluruh capaian tersebut untuk mendukung Visi Misi Bupati Bogor “Mewujudkan Kabupaten Bogor yang Termaju, Nyaman, dan Berkeadaban”.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here