BOGOR DAILY – Kisruh penggusuran kuburan di Ciletuh Hilir, Desa Watesjaya, Kecamatan Cigombong memasuki babak baru.
Ya, permasalahan yang dialami warga Ciletuh Hilir, Watesjaya, Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor, seolah tak memiliki jalan keluarnya, yang sudah hampir berjalan 6 tahun.
Dimulai dengan adanya pengrusakan tanaman milik warga di atas tanah seluas puluhan hektar, sampai kepada sengketa pengakuan tanah pemakaman yang sampai saat ini, tantangan warga tak pernah kunjung dibuktikan dihadapan warga, oleh MNC Land (anak perusahaan MNC Group).
Puncak kekisruhan tanah pemakaman umum terjadi pada 23 Januari 2020, di mana pada saat itu, masyarakat sedang fokus bekerja mencari sesuap nasi untuk sanak keluarganya.
Namun tiba-tiba datang barisan berseragam (polisi, tentara dan satpol pp) dengan jumlah cukup banyak. Sontak warga sekitar yang berada di kawasan pemakaman, mengabarkan peristiwa tersebut ke para tokoh dan seluruh warga sekitar, dengan raut muka penuh ketakutan.
Adapun maksud dan tujuan kedatangan alat negara (polisi, tentara, satpol pp) untuk mengamankan proses eksekusi pemindahan makam yang dimohonkan oleh ahli waris berinisial P.
Yang mana P mengaku bahwa dirinya memiliki orang tua yang dimakamkan di kawasan tanah pemakaman umum (TPU) Ciletuh Hilir Watesjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor.
Dengan sehelai kertas pernyataan yang dibuat P, akhirnya P memohon perlindungan kepada alat negara.
Ada hal menarik sebelum lanjut kepada proses eksekusi, bahwasanya makam yang ditunjuk oleh P ini.
Ternyata ada sosok warga setempat bernama ibu iyum yang menolak dipindahkan (makam yang telah ditunjuk oleh P), karena makam yang ditunjuk P ini, adalah makam kedua anak sah nya (alias bukan orang tua kandung P).
Kembali setelah adanya peristiwa dimaksud, P bersikukuh bahwa itu kedua orang tuanya, pada akhirnya, P akhirnya menggali dan membawa 2 jenazah tersebut ke dalam mobil ambulance.
Warga pun tak tinggal diam, dengan mencoba mengambil jenazah tersebut supaya tidak dipindah ke tempat manapun, karena warga berkeyakinan penuh berikut didukung dengan dasar dan bukti yang cukup jelas bahwa jenazah yang di tunjuk oleh P ini bukanlah kedua orang tua P.
Dari situ warga terus memperjuangkan untuk mengambil jenazah tersebut supaya tidak bergeser dari posisi pemakamannya, kemudian terjadilah gesekan antara warga dengan alat negara, sehingga timbul korban yang dialami warga dengan mengakibatkan beberapa luka-luka ditubuhnya.
Dan pada akhirnya warga kalah dengan kekuatan alat negara, yang telah dilengkapi senjata anti huru-hara.