Friday, 29 March 2024
HomeBeritaKebutuhan RI Beli Vaksin Corona Telan Biaya hingga Rp70 Triliun

Kebutuhan RI Beli Vaksin Corona Telan Biaya hingga Rp70 Triliun

BOGOR DAILY- Pemerintah perlu menyiapkan anggaran hingga Rp 70 triliun untuk membeli vaksin pada 2021. Perkiraan kebutuhan dana tersebut disampaikan Sekretaris Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Raden Pardede.
“Tahun depan sebetulnya harapan kita adalah bahwa nanti biaya kesehatan ini akan jauh lebih besar dari yang dianggarkan, karena akan ada tambahan mungkin biaya untuk pembelian vaksin, itu bisa mencapai Rp 50 bahkan sampai Rp 70 triliun,” kata dia dalam webinar, Selasa (22/9/2020).

Hal itu sekaligus menjawab mengapa pemerintah mengurangi anggaran sektor kesehatan pada tahun ini. Raden menyebut, anggaran kesehatan disesuaikan dari Rp 87,55 triliun menjadi Rp 84,02 triliun atau berkurang Rp 3,53 triliun.

Jadi, realokasi anggaran dilakukan agar anggaran yang ada bisa dialokasikan untuk hal-hal yang pada tahun ini bisa dipercepat, yakni untuk perlindungan sosial dan dukungan UMKM.

“Oleh karena itu daripada (anggaran) ini tidak terserap dengan baik, sementara perlindungan sosial menjadi perlu dan itu juga bisa menggerakkan ekonomi maka kita relokasikan ke situ (perlindungan sosial dan dukungan UMKM). Itu yang terjadi. Jadi penjelasannya adalah kesehatan itu kita kurangi sekarang tapi sebetulnya tahun depan akan meledak dia,” jelasnya.

Anggaran perlindungan sosial mengalami penambahan dari Rp 203,9 triliun menjadi Rp 242,01 triliun. Lalu dukungan UMKM naik dari Rp 123,46 triliun menjadi Rp 128,05 triliun.

Pemerintah sudah menyiapkan DP untuk itu. Lalu uang muka bakal kembali kalau vaksin gagal? Penjelasannya di halaman selanjutnya.

Menurut Raden Pardede perlu dipahami bahwa uang muka tersebut belum tentu kembali bila ternyata vaksin yang dipesan gagal. Hal itu, dijelaskannya akan diatur di dalam Peraturan Presiden (Perpres) terkait pengadaan vaksin.

“Namanya uang muka ini belum tentu bisa kembali karena hasilnya kan belum tentu ini. Jadi kali ini disebutkan di Perpres, berbunyi di Perpres, kalaupun itu tidak kembali dianggap itu menjadi adalah biaya penanganan krisis,” kata dia dalam webinar, Selasa (22/9/2020).

Pemerintah pun akan memesan vaksin COVID-19 dari berbagai perusahaan di dunia. Sebab, tidak dapat dipastikan vaksin buatan siapa yang akan berhasil nantinya.

“Kita melakukan pendekatan itu karena nggak ada yang bisa menjamin mana yang paling berhasil ini. Jadi memang kita harapkan karena Sinovac kita ikut di dalam pengetesannya, dilakukan pengetesan di Bandung di Unpad. Demikian juga tadi Sinopharm, (kemudian) yang dengan UEA itu kita juga boleh dikatakan ikut berpartisipasi di situ,” jelasnya.

Raden menjelaskan dalam waktu dekat Indonesia akan menyetor uang muka pembelian vaksin. “Dalam waktu dekat ini kita akan taruh uang muka di situ, yang uang muka ini sorry belum tentu nanti bisa kembali kalau, kalau-kalau dia baru berhasil 4-5 tahun yang akan datang. Jadi ada ketidakpastian di situ,” paparnya.

Tentu saja diharapkan vaksin yang sudah dipesan akan berhasil dan dapat disuntikkan ke masyarakat.

sumber: Detik.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here