Friday, 22 November 2024
HomeBeritaPemerintah Memprioritaskan Vaksinasi Covid-19 untuk Tenaga Kesehatan

Pemerintah Memprioritaskan Vaksinasi Covid-19 untuk Tenaga Kesehatan

BOGORDAILY – Ketua Pelaksana Komite Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir memastikan vaksin virus Corona siap digunakan pada awal 2021. Menurut dia, penyuntikan vaksin Covid-19 diprioritaskan untuk para tenaga kesehatan, mulai dari dokter, perawat, hingga bidan.

Hal itu disampaikan Erick Thohir usai koordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Kementerian BUMN Jakarta, Rabu 2 September 2020.

“Selain banyak hal yang kami diskusikan, inti pertemuan ini kami memetakan semua tenaga kesehatan, dokter, dan perawat yang akan mendapatkan imunisasi pertama saat vaksin siap digunakan awal tahun depan dan juga menjadi garda depan dalam melakukan imunisasi massal,” ujar Erick Thohir dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (4/9).

Dari hasil pemetaan yang diberikan IDI dan PPNI, tercatat ada 1,5 juta tenaga kesehatan, baik dokter, perawat, dan bidan yang siap diterjunkan saat imunisasi massal vaksin Covid-19. Jumlah itu termasuk pula TNI-Polri.

Erick menuturkan bahwa kriteria serta kualifkasi dokter, perawat, dan bidan yang akan mendapatkan kesempatan pertama vaksinasi ditentukan oleh pihak IDI dan PPNI. Selain itu, akan ada tim khusus dalam Satgas Penanggulangan Covid-19 yang bertugas untuk menilai vaksin dengan bekerjasama dengan IDI dan Kemenkes.

“Hal ini bertujuan agar penggunaan vaksin bisa tepat sasaran dan efektif, mengingat keterbatasan di tahap awal saat vaksin ini siap digunakan,” jelasnya.

Erick menyebut pertemuan dengan IDI dan PPNI ini juga membahas upaya peningkatan protokol keselamatan dan proteksi bagi tenaga kesehatan yang terus dihantui risiko tinggi di tengah meningkatnya kasus positif Covid-19. Dia mengatakan nantinya akan diatur kembali pedoman dan pelaksana di lapangan agar kasus tenaga medis yang terdampak Covid-19 bisa ditekan.

“Intinya, protokol keselamatan dan proteksi dokter serta perawat harus mendapat perhatian serius agar tingkat risiko mereka gugur dalam tugas bisa ditekan,” tutur Erick Thohir.

Vaksin Tak Jamin Terhindar dari Corona Selamanya

Erick Thohir sebelumnya mengatakan, vaksinasi Virus Corona tidak membuat seseorang terhindar dari Virus Corona selamanya. Hal tersebut karena vaksin memiliki jangka waktu atau masa berlaku.

“Vaksin jadi salah satu upaya saat ini sangat prioritas, bukan dibalik gara gara vaksin tidak perlu protokol lagi. Atau sudahlah ada vaksin nanti semua sehat, enggak. Tadi disampaikan vaksin ada limitasinya 6 bulan hingga 2 tahun, berarti setelah diimunisasi atau vaksinasi bukan berarti sehat selama lamanya, tidak terkena selama-lamanya,” ujarnya, Jakarta, Kamis (3/9).

Untuk itu, kata Erick Thohir, meskipun nantinya sudah ada vaksin masyarakat tetap harus menjalankan protokol kesehatan Virus Corona. Meskipun melelahkan, namun langkah tersebut harus dilakukan agar penyebaran virus dapat diredam.

“Karena itu protokol Covid harus terus dijalankan memang melelahkan. Tapi ini menjadi bagian kehidupan baru harus dipertanggung jawabkan apalagi jika sayang ke diri sendiri dan keluarga,” paparnya.

Pemerintah terus memastikan pengadaan vaksin bisa dipercepat agar pandemi Virus Corona dapat segera ditangani. Sembari mencari vaksin yang tepat, pemerintah terus menggalakkan protokol Virus Corona.

“Di Indonesia sehat kami komite sangat serius tidak hanya tadi yang disampaikan mengenai terapi pengobatan, tes dan juga bagaimana penerapan daripada sosial dilakukan agar masyarakat ikut protokol,” tandasnya.

BPOM Catat Sudah 1.800 Orang Mendaftar Relawan Uji Klinis Vaksin Sinovac

Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM), Penny K Lukito, mengatakan 1.800 orang sudah mendaftarkan diri menjadi relawan uji klinik fase 3 vaksin Sinovac. Uji klinik fase 3 vaksin ini dilakukan di Bandung, Jawa Barat.

“Saat ini sudah ada 1.800 sukarelawan yang telah mendaftar sebagai subjek uji klinik,” ujarnya, Rabu (2/9).

Penny menjelaskan, uji klinik fase 3 vaksin yang dikembangkan PT Bio Farma ini sudah dimulai pada 11 Agustus 2020. PT Bio Farma bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) untuk menguji kemanjuran dan keamanan vaksin Sinovac.

Hingga akhir Agustus 2020, sekitar 500 subjek telah direkrut dan sudah mendapatkan tahapan penyuntikan vaksin Sinovac. Target subjek uji klinik fase 3 vaksin Sinovac ini sebanyak 1.620 orang.

Dia menambahkan, Badan POM terus mengawal proses uji klinik fase 3 vaksin Sinovac untuk memastikan keamanannya hingga proses evaluasi data.

“Kita sudah mulai dengan penyusunan memberikan persetujuan protokol uji klinik. Ini terus kita kawal juga dalam pelaksanaannya, kemudian evaluasi hasil uji klinik untuk pemberian emergency use authorization atau izin pada masa darurat dan persiapan sarana produksi di Bio Farma untuk melakukan transfer teknologinya dalam rangka pengembangan menjadi produk komersilnya,” jelasnya.

Vaksin Sinovac Baru Bisa Diproduksi Februari atau Maret 2021

Project Integration Management Reseacrh and Development PT Bio Farma, Neni Nurainy memperkirakan uji klinis tahap tiga vaksin Covid-19 Sinovac baru rampung Januari 2021. Bila hasil uji klinis baik, maka produksi vaksin Covid-19 baru bisa dilakukan Februari atau Maret 2021.

“Kalau Januari kita sudah dapat data dan informasi yang baik, mohon doa semuanya baru bisa kita produksi pada Februari atau Maret 2021,” jelasnya dalam Talk Show Menanti Vaksin Covid-19, Sabtu (15/8).

Neni menyebut, produksi vaksin Covid-19 tergantung dari hasil analisis interim uji klinis fase 3 terhadap para relawan. Analisis interim sendiri dilakukan enam bulan setelah penyuntikan vaksin dilakukan.

Sembari menganalisis interim, Bio Farma menunggu data uji klinis fase 3 vaksin Sinovac di empat negara lain. Yakni, Bangladesh, Turki, Chile dan Brazil.

Bila seluruh data dalam negeri dan dari empat negara tersebut terkumpul selanjutnya diserahkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).

“Ini untuk dilakukan evaluasi, kemudian registrasi,” ucap dia.

Neni melanjutkan, produksi vaksin Covid-19 Sinovac dilakukan secara bertahap. Demikian juga dengan distribusi kepada masyarakat dan pihak yang membutuhkan.

“Produksi kemudian rilis untuk dipergunakan. Kemudian produksi lagi untuk digunakan lagi,” katanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here