Friday, 19 April 2024
HomeBerita32% Anak Perempuan Alami Kekerasan di Media Sosial

32% Anak Perempuan Alami Kekerasan di Media Sosial

BOGOR DAILY- Kekerasan tidak hanya terkait penganiayaan secara fisik, tetapi juga tindakan kurang menyenangkan yang bisa dialami seseorang di dunia maya. Hasil survei Plan International menemukan 32 persen anak perempuan di Indonesia pernah mengalami kekerasan di .

Dikutip Voaindonesia, Influencing Direktur Yayasan Plan International Indonesia Nazla Mariza mengatakan anak perempuan Indonesia rentan menjadi korban kekerasan berbasis gender online (KBGO) di .

Hasil survei Plan International pada tahun ini menemukan 32 persen anak perempuan pernah mengalami kekerasan di . Sedangkan yang pernah atau melihat anak perempuan mengalami kekerasan di sebanyak 56 persen. Survei ini melibatkan 500 anak perempuan di Indonesia dengan rentang usia 15-20 tahun.

“Di sini anak tidak hanya mengalami satu jenis KBGO. Dari 500 anak itu, 395 anak di antaranya mengalami kekerasan ganda,” jelas Nazla Mariza.

Nazla Mariza menambahkan jenis KBGO yang kerap dialami anak perempuan antara lain ancaman kekerasan seksual, bahasa yang menghina, dimata-matai dan penghinaan fisik. Sebagian besar anak mengalami pelecehan di pada usia 15-20 tahun, namun sebagian lainnya mengalami pada usia muda yakni sekitar 8-14 tahun. Sedangkan platform tempat terjadinya kekerasan terbanyak terjadi di Facebook, disusul Instagram dan WhatsApp.

“Cukup parah dampaknya tapi seringkali orang tidak memikirkan dan berempati kepada korban. Karena menganggap hanya terjadi dunia maya, padahal ini dapat berdampak dalam kehidupan nyata,” tambahnya.

Menurut Nazla, kekerasan di ini membuat korban menjadi rendah diri, stres dan merasa tidak aman. Bahkan beberapa di antaranya ada yang terpaksa pindah tempat kerja atau sekolah saat menjadi korban.

Adapun pelakunya mayoritas pelaku KBGO merupakan orang yang dikenal korban. Antara lain teman di , pacar atau mantan pacar, teman sekolah atau kerja dan akun anonim.

“Tapi hanya 10 persen yang melaporkan kekerasan ke . Selebihnya mendiamkan atau mengubah cara dia berekspresi.”

Nazla menjelaskan mayoritas korban KBGO di tersebut pengguna lainnya yang menyaksikan pelecehan online tersebut membantu mereka. Dan selebihnya berharap pemerintah, media sosial dan perusahaan penyedia platform turut berperan dalam melawan pelecehan seksual.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here