Sunday, 24 November 2024
HomeBeritaAmbisi Indonesia Menjadi Pemasok Baterai Kendaraan Listrik Dunia

Ambisi Indonesia Menjadi Pemasok Baterai Kendaraan Listrik Dunia

BOGORDAILY – Indonesia diberkahi kekayaan sumber daya alam yang melimpah, termasuk nikel. Cadangan nikel Indonesia menjadi salah satu terbesar dunia. Saat ini saja, Indonesia dikenal sebagai produsen dan eksportir nikel terbesar dunia yang menguasai 27 persen kebutuhan pasar global.

Berkaca pada semakin meningkatnya permintaan nikel di masa depan, apalagi jika ada kendaraan listrik, maka pemerintah memutuskan untuk memaksimalkan penerimaan dari komoditas ini. Kondisi ini harus menjadi peluang bagi Indonesia menguasai pasar baterai kendaraan listrik dunia, dengan menerapkan hilirisasi nikel untuk memproduksi baterai listrik di dalam negeri.

Seperti diketahui, nikel adalah bahan terbaik untuk pembuatan baterai baik untuk kendaraan listrik sampai pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Kebutuhan nikel untuk kendaraan listrik hingga akhir 2030 ditaksir mencapai 600.000 ton.

Kebutuhan baterai kendaraan listrik akan meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah pemakaian kendaraan listri‎k dan kebijakan Uni Eropa yang menghentikan penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil pada 2025.

CEO MIND ID, Orias Petrus Moedak, mengatakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sudah mencanangkan Indonesia harus menjadi pusat produksi material baterai. “Pak menteri sudah mencanangkan Indonesia sebagai hub produksi material yang berguna untuk baterai ini,” jelasnya.

Pemerintah pun memutuskan untuk membangun sebuah BUMN produsen baterai ini. Diharapkan kehadiran BUMN ini bisa mewujudkan hilirisasi nikel Indonesia. “Rencananya dalam satu dua bulan dan minggu ini PT ini sudah bisa selesai. Ini sedang dikerjakan,” kata Orias.

“Menteri BUMN sudah bentuk tim sejak awal tahun. Ini dibentuk untuk bikin industri baterai,” tambah dia.

Perusahaan ini ini nantinya akan menjalankan bisnis rantai pasokan baterai dari hulu ke hilir untuk kendaraan listrik. Di hulu PT Aneka Tambang Tbk akan mengelola nikel, sedangkan di hilir akan dikerjakan oleh Pertamina dan PLN.

Ambisi Indonesia Menjadi Pemasok Baterai Kendaraan Listrik Dunia

Industri Baterai RI Telan Investasi Rp 177 Triliun

Orias mengungkapkan, berdasarkan perhitungan pemerintah, industri baterai di Indonesia membutuhkan modal mencapai USD 12 miliar atau setara Rp 177,1 triliun. Dua perusahaan asing yakni Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari Tiongkok dan LG Chem Ltd asal Korea Selatan siap berinvestasi mencapai USD 20 miliar.

“Kalau ada mitra ketiga masuk, investasinya bisa sampai USD 20 miliar,” kata dia.

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan Indonesia memiliki keunggulan untuk menjadi produsen besar baterai kendaraan listrik, sebab sumber daya nikel yang dimiliki cukup banyak dan kondisi geografis Indonesia yang kepulauan membuat biaya angkut komoditas lebih murah, jika dibanding Australia yang memiliki potensi besar tetapi letaknya jauh berada di tengah pulau.

Jika produksi baterai kendaraan listrik sudah berjalan, maka Indonesia tidak lagi mengalami defisit neraca berjalan, sebab sudah dapat diatasi dengan ekspor baterai kendaraan listrik. “Itu kan berdampak current account defisit yang USD 31 Miliar bisa kita kasih, jadi strategi kita tahu dengan ekspor kita meningkat ekspor yang kita cepat adalah dengan ini,” jelasnya.

Menteri BUMN, Erick Thohir, menyampaikan bahwa fokus pemerintah melakukan hilirisasi industri minerba, terutama nikel, mendapat respons positif dari investasi luar negeri. “Ini sebuah angin segar. Indonesia yang memiliki kekayaan tambang berlimpah untuk melakukan hilirisasi industri minerba langsung mendapat respons bagus dari investor asing. Ini bukti bahwa kebijakan Indonesia sudah tepat,” kata Menteri Erick.

Dengan kehadiran investasi luar negeri, Menteri Erick meyakini aspek keberlanjutan akan terus berkembang dan Indonesia semakin kuat dalam daya saing untuk mendukung ketahanan energi.

Indonesia, lanjut dia, dikenal sebagai produsen dan eksportir nikel, bahan baku utama Electronic Vehicle (EV) Battery, terbesar dunia yang menguasai 27 persen kebutuhan pasar global.

Dia mengatakan kebijakan Kementerian BUMN melakukan inovasi model bisnis dalam industri ini, sekaligus meningkatkan value chain nikel Nusantara yang berlimpah bertujuan untuk memanfaatkan keuntungan, sekaligus membangun industri baterai lithium di dalam negeri.

Ambisi Indonesia Menjadi Pemasok Baterai Kendaraan Listrik Dunia

Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Bisa Mulai Beroperasi 2023

Direktur Utama MIND ID, Orias Petrus Moedak, memperkirakan pabrik produsen baterai kendaraan listrik di Indonesia akan beroperasi pada 2023 atau tiga tahun setelah diteken. “Itu tidak butuh waktu lama dalam pembangunan, sekitar 2-3 tahun saja setelah disepakati,” kata Orias.

Lokasi pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik, diperkirakan di antara Sulawesi Tenggara, Halmahera dan Papua, dan proyek tersebut akan dikoordinir oleh PT Antam.

Dalam perkembangan produk turunan dari nikel dan lithium, dia menambahkan, investasi bisa mencapai sebesar USD 20 miliar. Dia juga menyebutkan kapasitas cadangan nikel sebagai bahan baku baterai di Indonesia memiliki cadangan cukup besar bahkan diklaim nomor satu di dunia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here