BOGORDAILY – Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengkhawatirkan kesehatan para pendemo menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja (Ciptaker) yang terjadi di berbagai daerah. Sebab, kerumunan massa demo meningkatkan risiko penularan virus Corona.
Doni mengatakan dalam kerumunan tersebut tidak dapat dipastikan semua orang tidak terinfeksi COVID-19. Hal itu membuat para pendemo rentan tertular virus Corona hingga menyebabkan penyebaran lebih luas.
Disampaikan Doni, penyebaran COVID-19 tidak hanya membahayakan diri sendiri. Doni mengingatkan, para pendemo yang usianya masih muda mungkin tidak mengalami penyakit serius. Namun, jika virus tersebut ditularkan ke kelompok rentan, seperti orang dengan komorbid, lansia, dan sebagainya, risiko terkena penyakit serius semakin tinggi.
Ia menambahkan, data yang diperoleh Satgas COVID-19 menunjukkan, ada beberapa pasien positif COVID-19 yang tidak beraktivitas di luar rumah namun tetap tertular. Kemungkinan besar penularan berasal dari anggota keluarga lain yang kontak dengan lingkungan luar, namun tidak menyadari telah tertular.
“Pada 2 bulan yang lalu, 7 persen pasien yang dirawat di Wisma Atlet adalah orang yang tidak pernah beraktivitas di luar rumah. Bayangkan, mereka-mereka yang sudah sangat disiplin tidak keluar rumah, tidak berhubungan dengan pihak lain tetapi akhirnya terpapar COVID. Dari siapa? Sudah pasti dari anggota keluarga yang sering beraktivitas di luar rumah,” ulas Doni.
“Oleh karenanya membuat kerumunan berpotensi menyebabkan penularan dan kami mengajak kepada seluruh komponen bangsa untuk betul-betul menjaga jangan membuat kerumunan, karena dampaknya sangat fatal,” pesan Doni.
Kedisiplinan pada protokol kesehatan, dikatakan Doni tidak hanya dapat melindungi diri sendiri dan keluarga, tetapi juga menyelamatkan para dokter yang bertugas. Selama pandemi, ratusan dokter telah meregang nyawa akibat terpapar COVID-19.
“Karena data yang kami peroleh juga, sekitar 60 persen angka kematian dokter, ternyata dokter umum. Artinya dokter yang tidak secara langsung merawat pasien COVID, tetapi bisa berakibat fatal. Oleh karenanya kita diminta patuh terhadap protokol kesehatan. Belum sebanding dengan pengorbanan dan perjuangan para dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang merawat pasien di rumah sakit,” seru Doni.