BOGOR DAILY- Penyebaran virus corona atau Covid-19 di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, masih belum terkendali hingga saat ini.
Hal itu ditunjukkan oleh data kasus harian Covid-19 yang melonjak tajam selama September hingga awal Oktober 2020. Berdasarkan data harian, setiap harinya terjadi rekor penambahan kasus Covid-19 berkisar 20 sampai 60 orang.
Sebenarnya Kinerja Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor dalam penanganan Covid-19 ini menjadi perhatian khusus Bupati Bogor Ade Yasin. Penyebabnya, spesimen swab yang belum diperiksa dan menumpuk berjumlah 1.000 di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kabupaten Bogor. Jumlah kasus terkonfirmasi positif dinilai bakal terus bertambah dengan adanya penumpukan alat pemeriksaan spesimen menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR).
“Akhir September masih ada 1.000 spesimen belum dilakukan uji coba laboratorium, karena menunggu antrean. Dinkes harus menjelaskan berapa ketersediaan PCR sekarang dan segera mengaktifkan Labkesda,” kata Ade dalam surat evaluasi penanganan Covid-19, Rabu (7/10/2020).
Menurut Ade, sampai saat ini Dinkes baru mampu melakukan uji pemeriksaan PCR terhadap 21.986 spesimen selama pandemi. Akan tetapi, angka pemeriksaan itu masih jauh dari yang ditargetkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yakni 60.000 spesimen atau 1 persen dari jumlah ideal penduduk Kabupaten Bogor yang hampir 6 juta jiwa.
Tak sampai di situ, dari laporan yang diterima, Dinkes juga gagal mengejar target pemeriksaan yang seharusnya 300 kali sampai 400 kali spesimen per hari.
Menurut Ade, hal ini harus jadi perhatian, karena Kabupaten Bogor baru mampu menguji 200 spesimen per hari dan tertinggal jauh dari yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Ade mengkhawatirkan keterlambatan pengujian PCR akan meluaskan penyebaran virus Covid-19 di zona merah kecamatan. “Terjadi keterlambatan informasi mengenai warga terkonfirmasi positif atau tidaknya,” kata Ade.
Seperti diketahui, Pemkab Bogor memiliki 6 unit alat PCR. Tetapi, 4 di antaranya belum bisa digunakan. Alat PCR tersebut tersebar di masing-masing rumah sakit umum daerah (RSUD) yakni di Ciawi, Cibinong, Cileungsi, dan Leuwiliang. Sedangkan, dua unit lainnya ada di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Cibinong yang merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jabar dan Mobile Lab Biosafety Level (BSL) 2.