BOGORDAILY – Masyarakat yang tinggal di pesisir pantai selatan Pulau Jawa perlu mewaspadai potensi gempa dan tsunami yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Bahkan tingginya gelombang tsunami itu disebut bisa mencapai 20 meter.
Terkait adanya potensi bencana alam itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya telah menyiapkan berbagai rencana mitigasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Ganjar sendiri mengakui, ancaman tsunami dari laut selatan cukup besar.
“Strategi ini disiapkan berdasarkan aktivitas gempa yang kita catat dari berbagai sumber termasuk BMKG. Sebenarnya tanda-tanda itu sudah diketahui dan potensinya di Laut Hindia luar biasa,” ungkap Ganjar dikutip dari Liputan6.com pada Senin (12/10).
Untuk menghadapi ancaman bencana alam, Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya telah menyiapkan jalur evakuasi dan tempat pengungsian sementara. Tempat pengungsian itu nantinya dilengkapi peralatan dapur serta MCK.
“Ini kita siapkan termasuk di area rancangan tsunami yang telah dipetakan baik itu di Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Wonogiri. Sebenarnya peta ini juga nyambung ke wilayah Yogyakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur,” ungkap Ganjar.
Tanami Banyak Pohon
Selain itu, Ganjar juga mengatakan edukasi kepada masyarakat akan dilakukan dengan menjunjung tinggi kearifan lokal. Berkaca dari Jepang yang menanggulangi tsunami dengan keberadaan banyaknya pohon di sana, dia merencanakan area-area tertentu akan ditanami pepohonan.
“Kita tidak pernah tahu akan seperti apa nanti, tapi setidaknya dapat membantu jika kita berkaca pada sejarah di masa lalu. Inilah yang kita sampaikan dan sosialisasikan pada masyarakat,” kata Ganjar.
Jumlah Jiwa yang Terancam
Ganjar juga telah menyiapkan alarm yang berfungsi sebagai penerima informasi atau peringatan dari BMKG tentang adanya gempa bumi atau potensi tsunami.
Sementara itu di Jateng sendiri tercatat ada 606.464 jiwa yang terancam tsunami. Rinciannya, 518.797 orang tinggal di Cilacap, 60.404 jiwa tinggal di Kebumen, 30.097 jiwa tinggal di Purworejo, dan 166 jiwa tinggal di Wonogiri.