Friday, 29 March 2024
HomeBeritaMisteri Kelompok Demonstran 'Pemancing Emosi' yang Membuat Ricuh di Bandung

Misteri Kelompok Demonstran ‘Pemancing Emosi’ yang Membuat Ricuh di Bandung

BOGORDAILY – Dua kali kericuhan pecah di penghujung penolakan Omnibus Law di Gedung DPRD Jabar pada 6 dan 7 Oktober 2020. Massa didominasi anak muda itu yang berupaya menguasai gedung dewan, bertindak anarkis dengan menimpali petugas dengan batu hingga molotov ke arah petugas.

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya menyebut massa yang ricuh itu bukan mahasiswa. Kelompok perusuh tersebut masih misterius. Namun Ulung menyebut demonstran pembuat onar ini sebagai ‘pemancing emosi' aparat keamanan.

Polisi terus mengidentifikasi massa yang ricuh tersebut. Polisi pun menangkap puluhan orang untuk diperiksa dari mana kelompok ini berasal.

“Masih mendalami dari beberapa (yang ditangkap) tadi, ada yang kita amankan kami masih dalami. Tapi kami jelaskan bahwa mereka bukan mahasiswa dan (kelompok) ini memang sengaja sekali memancing emosi petugas di lapangan,” ucap Ulung, Rabu (7/10) malam.

Sebelumnya, situasi di depan Gedung DPRD Jabar mulai memanas ketika massa mulai melempari petugas yang berjaga di halaman gedung dewan dengan botol kaca, batu dan suar (flare). Pintu gedung dewan pun sempat didobrak.

Petugas pun mulai memecah massa ke beberapa arah. Upaya pengamanan yang dilakukan petugas mendapatkan perlawanan dari demonstran yang menimpali dengan batu, botol dan molotov. Suasana kian mencekam.

Polisi menurunkan satu unit water cannon dan menembakkan gas air mata ke arah kerumunan yang melawan. Suasana berangsur kondusif di sekitar Gedung DPRD Jabar dan Gedung Sate setelah demonstran bisa dipukul mundur ke luar zona tersebut.

“Kita lakukan penyisiran sehingga mereka (pengunjuk rasa) bisa mundur dan kita clear kan daerah Gedung DPRD maupun Gedung Sate,” kata Ulung.

Selain itu, sejumlah fasilitas umum di Kota Bandung kembali dirusak massa demonstran tolak UU Cipta Kerja. Bangku hingga pot dihancurkan. Sebelumnya, massa sempat bertahan di sekitar Jalan Ir H Juanda (Dago), Kota Bandung.

Mereka melakukan pembakaran di tengah jalan. Adapun fasilitas yang dibakar merupakan kursi yang berada di trotoar. Kursi itu ditarik ke tengah dan dibakar massa.

Selain kursi, terlihat juga pot bunga hancur. Tanah dari pot itu berserakan di jalan. Sementara pot hancur.

Sekadar diketahui, Kamis (8/10/2020) ini hari terakhir aksi mogok nasional buruh berkaitan penolakan Omnibus Law. Polisi di Bandung tetap siaga untuk mengawal jalannya unjuk rasa.Tak hanya itu, bola-bola baru besar yang merupakan penghias jalan juga berposisi tak beraturan. Bola Batu bahkan sampai ke tengah jalan. Polisi dibantu warga kemudian membereskan jalan yang dipenuhi oleh bebatuan dan fasilitas yang dihancurkan.

Ulung mengatakan penebalan pasukan akan dilakukan atau tidak tergantung dari laporan intelijen. “Penebalan pasukan akan dicek apakah nanti ada kerawanan, kalau rawan akan ditingkatkan. Tapi sejauh ini belum ada laporan dari intelijen untuk melakukan penebalan pasukan,” ujar Ulung.

Selama pengamanan penolakan ini, polisi menerjunkan 650 pasukan. Menurut dia, persiapan akan dilakukan optimal untuk mengawal penyaluran aspirasi masyarakat.

“Kita berikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang menyalurkan aspirasi, akan kita dukung sehingga penyampaian aspirasi masyarakat bisa lebih baik,” tutur Ulung.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here